Revisi By: Ahmad Abdullah & Yudhi Dharmawan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian Tindakan
Kelas (classroom action research) merupakan salah satu jenis penelitian
pendidikan yang penting untuk difahami oleh para guru. Penelitian Tindakan
Kelas secara langsung berkorelasi dengan upaya guru untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas kinerjanya, utamanya dalam proses pembelajaran di kelas. Banyak
sekali persoalan yang dihadapi guru dalam suasana pembelajaran yang ia hadapi,
yang jika masalah tersebut tidak dapat diatasi, maka akan menghambat tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Untuk itulah dibutuhkan suatu penelitian
pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki kinerjanya. Hal-hal
yang perlu dikuasai guru yaitu konsep dasar metoda penelitian pendidikan yang
meliputi pengenalan penelitian tindakan, prosedur pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas, dan pembuatan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas. Dengan
demikian, guru dapat menerapkan dan mengambil manfaatnya guna membantu
masalah-masalah kependidikan.
1.2 Tujuan Masalah
Setelah mempelajari materi tentang Penelitian
Tindakan Kelas ini, diharapkan dapat :
1. Menjelaskan tentang Penelitian Tindakan Kelas,
2. Menjelaskan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas,
3. Mengklasifikasikan pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas,
4. Menjelaskan unsur-unsur Penelitian Tindakan
Kelas,
5. Mengidentifikasi masalah Penelitian Tindakan
kelas,
6. Merumuskan tindakan sebagai upaya menyelesaikan
masalah di kelas,
7. Membuat laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan tujuan masalah, maka
perumusan masalah yang dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dan tujuan Penelitian Tindakan
Kelas?
2. Bagaimana pengklasifikasian Penelitian Tindakan
Kelas?
3. Apa unsur-unsur Penelitian Tindakan Kelas?
4. Bagaimana merumuskan tindakan sebagai upaya
menyelesaikan masalah di kelas?
5. Bagaimana mengidentifikasi masalah Penelitian
Tindakan Kelas?
6. Bagaimana membuat laporan hasil Penelitian
Tindakan Kelas?
BAB
II
PEMBAHASAN
MASALAH
2.1 Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas
A. Pengertian dan Karakteristik PTK
1. Pengertian PTK
PTK adalah penelitian
yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
2. Karakteristik PTK
PTK memiliki
karakteristik problema yang harus dipecahkan yaitu :
- Problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui
PTK harus berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang
dihadapi oleh guru.
- Adanya tindakan-tindakan tertentu untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
B. Tujuan PTK
Tujuan utama dalam
penelitian tindakan kelas ialah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada
persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya sendiri dan bukan
bertujuan untuk mencapai pengetahuan ilmu dalam bidang pendidikan.
C. Manfaat PTK
Manfaat PTK antara lain :
1. Inovasi pembelajaran,
2. Pengembangan kurikulum tingkat sekolah dan
tingkat kelas,
3. Peningkatan profesionalisme guru.
D. Penerapan PTK
Jika guru merasakan
adanya persoalan-persoalan dalam belajar mengajar, hendaknya guru segera
mencari solusi berupa tindakan-tindakan untuk memecahkan persoalan yang
dihadapinya. Untuk dapat segera memulai dan menerapkan PTK ada petunjuk praktis
yang perlu kita perhatikan :
1. Berangkatlah dari persoalan yang lebih kecil
dahulu seperti peningkatan kualitas bertanya guru kepada siswa.
2. Rencanakan PTK secara cermat.
Perencanaan yang cermat pada dasarnya menyangkut :
- Skenario tindakan apa saja yang akan dicobakan
dalam PTK,
- Persoalan mana yang harus dipecahkan dahulu,
- Kelas berapa?,
- Siapa yang harus dilibatkan dalam penelitian ?,
- Kepada siapa meminta bantuan konsultasi dan
lainnya yang diperlukan dalam penelitian?,
3. Susun jadwal yang realistik,
4. Libatkan pihak pemain, contohnya melibatkan
tindakan pihak lain seperti guru lain, siswa, kepala sekolah, pengawas agar
kesahihan tindakan yang dicobakan dapat dijaga.
5. Buatlah pihak lain terinformasi,
6. Ciptakan sistem umpan balik dalam PTK (guru)
perlu segera memberitahukan hasil penelitiannya karena pihak lain yang terkait
memungkinkan baginya mendapatkan umpan balik untuk mendapatkan masukan korektif
dan perbaikan,
7. Buatlah jadwal penulisan.
E. Bentuk PTK
Oja dan Smulyan (1989) membedakan adanya 4 PTK :
1. Guru sebagai peneliti
2. Penelitian tindakan kolaboratif,
3. Simultan terintegrasi,
4. Administrasi sosial eksperimental.
Bentuk pertama PTK guru
sebagai peneliti memiliki ciri penting yaitu sangat berperannya guru itu
sendiri dalam PTK. Dalam bentuk ini tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan
praktek-praktek pembelajaran di kelas dimana guru terlbat penuh dalam proses
perencanaan, aksi dan refleksi. Bentuk kedua PTK kolaboratif melibatkan
berbagai pihak baik guru, kepala sekolah, maupun pengawas dosen PGSD serentak
dengan tujuan untuk meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada
perkembangan teori.dan peningkatan karir guru. Bentuk ketiga, simultan
terintegrasi, tujuan utama diadakan PTK bentuk ini adalah untuk dua hal
sekaligus memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran dan untuk
menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Bentuk
keempat, penelitian administrasi sosial eksperimental, lebih menekankan dampak
kebijakan dan praktek. Guru tidak dilibatkan dalam perencanaan aksi dan
refleksi terhadap praktek pembelajarannya sendiri dalam kelas. Guru tidak
banyak memberi masukan pada proses penelitian ini tanggung jawab penuh terletak
pada pihak luar, meskipun objek penelitian terletak di dalam kelasnya seorang
guru tertentu.
2.2 Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
A. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas
PTK dilaksanakan
melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu
merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Langkah
merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Tanpa rencana,
kegiatan yang kita lakukan tidak akan searah atau sering disebut ”ngawur” atau
sembarangan. Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Melakukan
tindakan sebagai langkah yang kedua merupakan realisasi dari rencana yang kita
buat. Tanpa tindakan, rencana hanya merupakan angan-angan yang tidak pernah menjadi
kenyataan. Agar tindakan yang kita lakukan dapat kita ketahui kualitasnya, kita
perlu melakukan pengamatan. Jika pengamatan dilakukan selama proses tindakan
berlangsung, maka refleksi sebagai langkah keempat, kita lakukan setelah
tindakan terakhir.
1). Mengidentifikasi Masalah
Suatu rencana PTK
diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari oleh guru. Hal ini
sesuai dengan karakteristik PTK, yaitu masalah berasal dari orang yang terlibat
dalam praktek, dalam hal ini guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa
bahwa ada sesuatu yang tidak beres di kelasnya, yang jika dibiarkan akan
berdampak buruk bagi proses dan hasil pembelajaran siswa.
2). Menganalisis dan Merumuskan masalah
Setelah masalah
teridentifikasi, kita perlu melakukan analisis sehingga dapat merumuskan
masalah dengan jelas. Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
kepada diri sendiri yang disebut refleksi, dan dapat pula mengkaji dokumen
seperti pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai, atau bahkan mungkin
bahan pelajaran yang kita siapkan.
3). Merencanakan Perbaikan
Berdasarkan masalah
yang telah dirumuskan, guru perlu membuat rencana tindakan atau yang sering
disebut rencana perbaikan.
Langkah-langkah dalam menyusun rencana adalah
sebagai berikut :
a. Rumuskan cara
perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan. Hipotesis
tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah.
Dugaan atau hipotesis ini dibuat berdasarkan kajian teori, kajian hasil
penelitian yang pernah dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan
teman sejawat, atau dengan pakar, serta refleksi pengalaman sendiri sebagai
guru.
b. Analisis Kelayakan
Hipotesis Tindakan
Setelah menetapkan analisis hipotesis yang terbaik,
hipotesis ini masih perlu dikaji kembali kelayakannya dikaitkan dengan
kemungkinan pelaksanaannya. Hal ini terutama dikaitkan dengan hal-hal berikut :
- Kemampuan dan komitmen guru sebagai aktor
pelaksana PTK memang harus tumbuh dari keinginan guru sendiri. Guru harus
bertanya pada diri sendiri apakah ia cukup mampu melaksanakan rencana perbaikan
tersebut dan apakah ia cukup tangguh untuk menyelesaikannya.
- Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti
tindakan tersebut, misalnya diputuskan untuk memberi tugas setiap minggu,
apakah siswa cukup mampu untuk menyelesaikannya, apakah malah membuat siswa
menjadi bosan.
c. Ketersediaan sarana/fasilitas
yang diperlukan.
d. Iklim belajar dan
iklim kerja sekolah. Iklim belajar berkaitan dengan berbagai kebiasaan guru,
siswa, dan personil lain dalam menyikapi kegiatan belajar, sedangkan iklim
kerja berkaitan dengan kebiasaan personal sekolah dalam menyikapi
tugas-tugasnya.
4). Melaksanakan PTK
1. Menyiapkan Pelaksanaan
Ada beberapa langkah yang perlu kita siapkan sebelum
merealisasikan rencana tindakan kita:
a. membuat rencana
pembelajaran serta skenario tindakan yang akan dilaksanakan. Skenario mencakup
langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan tindakan atau
perbaikan. Terkait dengan rencana pembelajaran, guru tentu perlu menyiapkan
berbagai bahan seperti tugas dan bahan belajar yang dibuat sesuai dengan
hipotesis yang dipilih, alat peraga yang berupa buku-buku yang relevan.
b. Menyiapkan sarana
pendukung yang diperlukan, misalnya gambar-gambar, meja tempat mengumpulkan
tugas, atau sarana lain yang terkait.
c. Menyiapkan cara
merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses hasil perbaikan.
Dalam hal ini, guru haruslah menetapkan apa yang harus direkam, bagaimana cara
merekamnya, dan bagaimana cara menganalisisnya. Agar dapat melakukan hal ini
guru harus menetapkan indikator keberhasilan.
d. Jika perlu, untuk
memantapkan keyakinan ini, guru perlu mensimulasikan pelaksanaan tindakan.
Dalam hal ini, guru dapat bekerja sama dengan teman sejawat atau berkolaborasi
dengan dosen LPTK.
2. Melaksanakan Tindakan
Agar pelaksanaan ini
dapat berlangsung secara terarah, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip,
yang oleh hopkins (1993) disebut sebagai kriteria PTK yang dilakukan oleh guru.
Cobalah anda simak kriteria berikut dengan cermat, dan bandingkan dengan
berbagai prinsip yang pernah anada kuasai.
a. Pekerjaan utama guru
adalah mengajar, oleh karena itu, metodologi penelitian yang sedang
dilaksanakan tidak boleh mengganggu komitmen guru dalam mengajar. Ini berarti
guru tidak bolah mengorbankan siswa demi penelitian yang sedang dilaksanakannya.
b. Cara mengumpulkan
atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru, sehingga guru
sampai kehabisan nafas. Esensi pelaksanaan PTK memang harus disertai dengan
observasi dan interpretasi, dan pengumpul data yang apling baik adalah guru.
c. Metodologi yang
diterapkan harus reliabel atau handal, sehingga memungkinkan guru mengembangkan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelasnya. Dalam kaitan ini
perlu diingat bahwa PTK berorientasi praktis dan merupakan penelitian skala kecil
untuk memperbaiki praktek individu.
d. Masalah yang
ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru sebagaimana
yang sudah diulas didepan.
e. Sebagai peneliti,
guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait dengan tugas-tugasnya,
misalnya menyampaikan kepada kepala sekolah tentang rencana tindakan yang akan
dilaksanakan, atau meninformasikan kepada orang tua siswa jika selama
pelaksanaan PTK, siswa diwajibkan melakukan sesuatu diluar kebiasaan rutin.
f. Akhirnya PTK harus
mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah, atau semua personil sekolah
harus punya persepsi yang benar tentang PTK, dan apa yang ingin dicapai melalui
PTK. Disamping kriteria diatas, perlu anda perhatikan bahwa dalam pelaksanaan
PTK, observasi dan interpretasi terhadap proses dan hasil tindakan berlangsung
secara bersamaan. Ini berarti guru sebagai aktor PTK harus mampu melakukan
observasi dan interpretasi secara tepat, sehingga penyesuaian-penyesuaian dapat
dilakukan jika perlu.
B. Observasi, Analisis Data, dan Tindak Lanjut
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Observasi dan Interpretasi.
Agar kejadian ini lebih
sistematis, mari kita bahas observasi ini dari berbagai aspek, baik oleh
pengamat maupun yang diamati, Hopkins (1993) menyebutkan ada 5 prinsip dasar
atau karakteristik kunci observasi, yang secara singkat apat di deskripsikan
seperti berikut :
a. Perencanaan Bersama
Observasi yang baik
diawali dengan perencanaan bersama antara pengamat dengan yang diamati, dalam
hal ini antar teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan guru yang akan
mengajar. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya
dan menyepakati beberapa hal seperti fokus yang diamati, pelajaran yang akan
berlangsung, bagaimana sikap pengamat terhadap siswa, dan dimana pengamat akan
duduk.
b. Fokus
Fokus pengamatan
mungkin sangat luas atau umum, tetapi dapat pula sangat khusus atau spesifik.
Fokus yang luas akan menyebabkan pengamat lebih banyak mengandalkan
pertimbangan yang bersifat subjektif dalam menafsirkan data, sehingga tidak
akan banyak manfaatnya bagi guru yang diamati. Kecuali jika berbagai hal telah
disepakati sebelumnya. Sebaliknya, fokus yang sempit atau spesifik akan
menghasilkan data yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan profesional guru.
c. Membangun Kriteria
Observasi akan sangat
membantu guru, jika kriteria keberhasilan atau sasaran yang ingin dicapai sudah
disepakati sebelumnya.
d. Keterampilan Observasi
Seorang pengamat yang
baik memiliki minimal tiga keterampilan, yaitu :
1) dapat menahan diri untuk tidak terlalu cepat memutuskan
dalam menginterpretasikan suatu peristiwa.
2) Dapat menciptakan suasana yang memberi dukungan
dan menghindari terjadinya suasana yang menakutkan guru atau siswa. 3)
Menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa atau interaksi yang tepat
untuk direkam, serta alat/instrumen perekam yang efektif untuk episode
tertentu.
e. Balikan (feed back)
Hasil observasi dapat
dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat, yang disajikan dengan memperhatikan
hal-hal berikut :
- Diberikan segera setelah pengamatan,
- Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang
direkam secara cermat dan sistematis.
- Data diinterpretasikan sesuai dengan kriteria yang
sudah disepakati sebelumnya,
- Guru yang dimintai diberi kesempatan pertama untuk
menafsirkan data,
- Diskusi mengarah kepada pengembangan strategi
untuk membangun apa yang telah dipelajari.
1. Prosedur Observasi
Pada dasarnya, prosedur observasi terdiri dari tiga
tahap yaitu :
a. Pertemuan Pendahuluan
Pertemuan Pendahuluan
sering disebut pertemuan perencanaan yang dilakukan sebelum observasi
berlangsung. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyepakati berbagai hal yang
berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati / diobservasi.
b. Pelaksanaan Observasi
Observasi dilakukan
pada proses dan hasil tindakan balikan yang tentunya berfokus pada prilaku
mengajar guru, prilaku belajar siswa, dan interaksi antara guru dan siswa.
c. Diskusi balikan
Pertemuan balikan
dilakukan setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir. Dalam pertemuan
ini, guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan selama pengamatan,
mendiskusikan/menginterpretasikan informasi tersebut serta mengambil tindakan
lebih lanjut jika diperlukan.
2. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan menurut
hopkins agar observasi berlangsung secara efektif.
a. Hubungan antar guru dan pengamat haruslah
didasarirasa saling percaya sehingga pengamatan dapat berlangsung menyenangkan
dan saling membantu,
b. Fokus kegiatan pengamatan haruslah pada usaha
perbaikan pembelajaran dan mendorong keberhasilan strategi yang diterapkan,
c. Proses didasarkan pada pengumpulan dan
pemanfaatan data observasi,
d. Guru hendaknya didorong untuk menarik kesimpulan
tentang pembelajaran yang dikelolanya dari data yang dikumpulkan dan jika perlu
membuat hipotesis yang dapat diuji pada pembelajaran yang akan datang.
e. Guru dan pengamat bersama-sama terlibat dalam proses
pertumbuhan profesional yang saling menguntungkan.
3. Analisis Data dan Refleksi
Disamping data yang
dikumpulkan dengan observasi masih banyak data pembelajaran yang dapat
dikumpulkan dengan berbagai tekhik lain seperti catatan harian guru, catatan
harian siswa, rekaman dengan tape rekorder, angket, wawancara dan berbagai
dokumen yang terkait dengan siswa. Guru dapat mencatat peristiwa –peristiwa
penting dalam pembelajaran seperti partisipasi siswa yang dianggap istimewa,
reaksi guru yang menimbulkan berbagai respon dari siswa atau kesalahan yang
dibuat siswa karena kekeliruan guru. Catatn ini sangat berharga bagi guru
karena merupakan hasil observasi, reaksi, dan refleksi guru terhadap
pembelajaran yang dikelolanya. Disamping itu juga merupakan rekaman
perkembangan guru dalam melaksanakan tugasnya. Catatan harian siswa, merupakan
catatan harian yang dibuat siswa secara bebas tentang pelajaran tertentu.
Catatn ini berisi segala pendapat, reaksi, atau bahkan saran siswa tentang
pembelajaran yang dihayatinya. Guru dapat meminta siswa mengumpulkan catatan
harian tersebut pada waktu-waktu tertentu sehingga guru dapat memanfaatkannya
dalam memperbaiki pembelajaran. Rekaman dengan tape recorder merupakan salah
satu cara untuk mendapatkan data penting yang berkaitan dengan interaksi di
dalam kelas. Angket dan kuisioner dapat digunakan untuk menjaring pendapat
siswa tentang pembelajaran. Dalam hal ini, wawancara dapat terjadi antara guru
dengan siswa, pengamat dengan siswa serta siswa dengan siswa. Terakhir,
bukti-bukati berupa dokumen seperti hasil belajar siswa yang dapat berupa
tugas, hasil latihan, atau ulangan, dapat dimanfaatkan sebagai data yang dapat
memberi informasi terhadap kualitas perbaikan.
a. Analisis Data
Analisis data dapat
dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokan, kedua
dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau
memberi makna. Pada tahap pertama data diseleksi, difokuskan, tahap ini sering
disebut reduksi data. Kemudian data diorganisasikan sesuai dengan hipotesis
atau pertanyaan penelitian yang ingin dicari jawabannya. Tahap kedua, data yang
sudah terorganisasi ini di deskripsikan sehingga bermakna baik dalam bentuk
narasi, grafik, maupun tabel. Akhirnya, berdasarkan paparan atau deskripsi yang
telah dibuat ditarik kesimpulan dalam bentuk pertanyaan atau formula singkat.
b. Refleksi
Melalui refleksi, guru
dapat menetapkan apa yang telah dicapai serta apa yang perlu diperbaiki lagi
dalam pembelajaran berikutnya. Refleksi dilakukan melalui analisis dan sintesis
serta induksi dan deduksi. Selain itu juga dengan merenungkan kembali secara
intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebutkan munculnya sesuatu
yang diharapkan atau tidak.
C. Perencanaan Tindak Lanjut.
Jika tindakan perbaikan
belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, maka hasil
analisis data dan refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan
perbaikan bahkan bila perlu dibuat rencana baru. Jika ini terjadi, maka akan
terdapat siklus dua PTK yang llangkah-langkahnya tetap sama yaitu perumusan
masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi
serta analisis data dan refleksi.
Laporan
Laporan penelitian merupakan dokumentasi dari
penelitian yang dilakukan. Laporan penelitian merupakan satu dokumen penting
yang mendokumentasikan segala komponen penelitian, mulai dari latar belakang
munculnya masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat
penelitian, metodologi penelitian, analisis data, temuan dan diskusi serta
kesimpulan dan rekomendasi. Dalam PTK, aktor utama adalah guru. Laporan
penelitian terutama bermanfaat bagi guru dan tentu saja bagi sekolah tempat
guru mengajar. Jika guru membuat laporan PTK, laporan ini dapat dibaca oleh
guru lain sehingga hasil atau strategi ykebaikan yang diterapkan dapat ditelaah
dan barangkali dapat dicoba, lebih-lebih jika kerisauan yang dihadapi guru ada
persamaannya. Laporann penelitian biasanya diakhiri dengan kesimpulan dan
rekomendasi. Laporan ini tentu harus memenuhi kaidah tertentu terutama
sistematika laporan.
Laporan Hasil PTK
Menurut The Shorter Oxford English Dictionary (Dalam
Fletcher, 1990) laporan dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. cerita yang dibawakan oleh seseorang kepada orang
lain, terutama tentang hal yang diteliti secara khusus.
b. Pernyataan formal, tentang hasil penelitian. Hal
apa saja yang memerlukan informasi yang pasti yang dibuat oleh seseorang atau
suatu badan yang diperintahkan / diharuskan untuk melakukan hal itu.
Laporan merupakan
bagian-bagian sutau sistem yang digunakan oleh orang untuk melakukan pekerjaan
(fletcher, 1990). Oleh karena itu suatu laporan harus dapat digunakan untuk
membantu menyelesaikan pekerjaan, memecahkan persoalan yang ada, serta dapat
memberikan informasi untuk suatu pekerjaan selanjutnya. Dengan demikian membuat
laporan tidak kalah penting dengan mengerjakan laporan tersebut. Secara
sederhana, tujuan pembuatan laporan adalah untuk mencatat, memberitahukan,
merekomendasikan hasil penelitian. Untuk penelitian biasa, laporan merupakan
hasil penelitian yang berisi temuan baru dalam bentuk teori, konsep, metode dan
prosedur/persoalan yang memerlukan jawaban penyelesaian. Hasil-hasil penelitian
formal dapat dipublikasikan melalui seminar, pengkajian ulang, analisis
kebijakan, kelompok kerja dan sebagainya. Dalam PTK, setiap hasil yang
diperoleh selalu diikuti dengan tindakan (action), kemudian dilakukan
pengamatan (observasi), apakah masalah tersebut dapat diatasi/ muncul masalah
lain, kemudian diikuti oleh refleksi dan membuat rencana perbaikan atau dasar
refleksi yang dilakukan dan seterusnya, kegiatan ini dilakukan secara terus
menerus dan berulang sehingga tidak akan ada masalah yang tertunda
penanganannya.
Laporan PTK perlu dibuat oleh peneliti untuk
beberapa kepentingan antara lain sebagai berikut :
a. sebagai dokumen hasil penelitian yang dapat
dimanfaatkan oleh guru untuk bahan kenaikan pangkat,
b. Sebagai acuan bagi guru dan peneliti lain untuk
mengambil tindakan dalam menangani masalah serupa/ yang hampir sama.
c. Sebagai bahan pertimbangan, perbandingan bagi
peneliti lain/ peneliti yang sama dalam memperoleh inspirasi untuk melakukan
penelitian.
d. Sebagai bahan bagi orang lain/ peneliti lain
dalam memberikan kritik dan saran terhadap hasil penelitian yang sudah ada.
Sebenarnya pembuatan
laporan sudah bisa anda mulai sejak menyusun proposal penelitian, karena
proposal bukan hanya sebagai usulan untuk melaksanakan PTK, tetapi juga sebagai
guru dapat memberikan contoh yang lebih baik.
Bentuk/susunan
laporan.
Laporan dalam PTK
adalah sebuah rangkaian kegiatan dari mulai perencanaan (plan) sampai dengan
perencanaan (plan) berikutnya, atau perencanaan yang telah direvisi. Dengan
demikian maka pada laporan tindakan kelas akan nampak mulai dari rumusan tujuan
yang akan dicapai, metoda atau prosedur yang akan digunakan. Masalah yang
muncul dan cara mengatasi/memecahkan masalah tersebut.
Susunan atau format laporan PTK menurut David
Hopkins (1993) yang telah mengalami penyesuaian adalah sebagai berikut :
I. Pendahuluan
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Definisi Operasional
II. Tinjauan Pustaka
III. Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Lokasi dan Subjek penelitian
- Metode Pengumpulan Data
- Metode Analisis Data
IV. Hasil Penelitian
- Deskripsi Data Awal Penelitian
- Pelaksanaan Penelitian
- Pembahasan Hasil Penelitian
IV. Kesimpulan dan Saran/Rekomendasi
Daftar Kepustakaan
Lampiran
Agar dapat membuat laporan hasil PTK yang baik, anda
harus tetap mengacu pada proposal, selain dapat memudahkan anda dalam membuat
laporan proposal dapat juga digunakan untuk menguji apakah semua rencana yang
anda tuangkan dalam proposal dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Dengan
kata lain, bahwa proposal dapat digunakan untuk menuai keberhasilan anda dalam
melaksanakan PTK.
Penulisan Laporan
Membuat laporan atau menulis karya ilmiah memerlukan
bukan saja kemampuan, tetapi pengalaman dan latihan. Oleh karena itu ada
kemungkinan dalam menulis lapoan, anda belum akan berhasil dengan baik. Tetapi
dilakukan secara berulang dan berkesinambungan anda akan mendapat hasil yang
lebih baik, misalnya melalui laporan hasil draft 1, merupakan draft laporan
yang belum sempurna. Kemudian diperbaiki dalam draft 2 dan seterusnya, sehingga
pada akhirnya anda akan memperoleh hasil yang sempurna.
Untuk mengatasi kesulitan pada awal penulisan
laporan, disarankan anda melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Tuliskan segala apa yang ada dalam fikiran anda,
baik itu ide, konsep, fakta, atau informasi lainnya dan jangan memikirkan
bentuknya dahulu.
b. Berdasarkan pada format diatas,
kembangkan/susunlah ide, gagasan menjadi judul-judul/topik-topik yang akan memberi
isi format yang sudah anda kembangkan.
c. Apabila isi(ide,gagasan) sudah anda tuangkan
untuk mengisi judul-judul tersebut. Betulkan bentuknya sesuai dengan
format/struktur yang dikehendaki.
d. Betulkan kalimatnya sesuai dengan kaidah tata
tulis ilmiah (gramatika, sintaks, dan gaya penulisannya
Judul
Judul merupakan identitas sebuah laporan hasil PTK.
Oleh karena itu judul dalam laporan PTK tidak boleh sama atau ada yang sama
dengan laporan lainnya. Judul haruslah mencerminkan aktivitas, mudah difahami
dan kita dapat menebak isi laporan tersebut hanya dengan membaca judulnya saja.
Pendahuluan
Pendahuluan ini dapat dimuat antara lain dengan
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Oleh
karena itu mulailah dengan menguraikan latar belakang mengapa anda tertarik
untuk melakukan penelitian terhadap masalah ini (rasional), diantara berbagai
masalah, masalah manakah yang perlu segera ditangani.
Prosedur PTK
Dalam bagian prosedur dapat diuraikan antara lain ;
1. Persiapan anda dalam menyiapkan proposal,
2. Menyiapkan instrumen,
3. menyiapkan kelas yang akan melaksanakan PTK,
4. Tekhnik pengumpulan data,
5. Analisis Data.,
6. Menafsirkan data,
7. Menarik kesimpulan,
8. Menentukan tindakan perbaikan sesuai hasil
penelitian,
9. menentukan tindakan selanjutnya.
Hasil dan Implementasi
Hasil yang dimaksud dalam PTK adalah
tindakan-tindakan atau aktivitas-aktivitas yang dapat memperbaiki pembelajaran,
meningkatkan interaksi siswa, menyempurnakan cara guru menjelaskan dan
bertanya, dan sebagainya.
Kesimpulan
Kesimpulan merupakan hasil pembuktian terhadap
hipotesis dan atau pencapaian hasil tujuan penelitian. Jadi, kesimpulan bukan
berarti sari pati atau ringkasan dari kegiatan PTK, akan tetapi merupakan hasil
pembuktian hipotesis, untuk membuat kesimpulan perlu memperhatikan hal-hal berikut
:
a. Berdasarkan tujuan PTK,
b. Pembuktian hipotesis,
c. Butir temuan yang dianggap penting.
Rekomendasi
Rekomendasi adalah suatu saran konkrit yang
dilakukan oleh peneliti pada akhir sebuah laporan.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) yang dikenal dengan PTK merupakan salah satu
jenis penelitian di bidang pendidikan yang paling relevan dengan upaya
pembaharuan, diantaranya dalam proses belajar di kelas. Dalam skala yang lebih
luas, PTK juga dapat digunakan untuk melakukan upaya pembaharuan kebijakan
dalam lingkup institusi ( sekolah). PTK adalah suatu studi sosial (khususnya di
bidang pendidikan) dengan maksud memperbaiki kualitas tindakan di dalamnya. PTK
bukan termasuk kategori penelitian formal, karena keduanya memiliki
karakteristik yang berbeda.
PTK yang dilakukan oleh guru memiliki dua tujuan :
a. Untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas
praktek pembelajaran secara berkesinambungan.
b. Untuk menumbuhkan budaya meneliti di kalangan
guru.
PTK memiliki manfaat
untuk mengembangkan kurikulum dalam arti luas. Hasil dari PTK sangat relevan
dimanfaatkan untuk pengembangan kurikulum tingkat kelas atau sekolah.
Dalam pelaksanaannya,
PTK merupakan proses pengkajian yang dilakukan melalui estafet berdaur
(cylical). Terdapat lima langkah yang merupakan titik-titik kegiatan dalam
suatu siklus pelaksanaan PTK, yaitu :
1. Pengembangan
fokus masalah penelitian;
2. Perencanaan
tindakan;
3. Pelaksanaan
tindakan dan observasi-interpretasi;
4. Analisis
dan refleksi;dan
5. Perencanaan
tindak lanjut.
3.2 Saran
Untuk memperoleh hasil
yang maksimal, PTK hendaknya dilakukan secara kolaborasi antara guru dengan
rekan sejawatnya atau dosen LPTK. Hal ini penting untuk diperhatikan karena
sebagai pelaku PTK, guru memerlukan pengamat yang mampu melakukan pengamatan
secara objektif.
DAFTAR PUSTAKA
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya
Hermansyah, Agus Supriatna. 1997. Karya Tulis Ilmiah
2. Bandung: PPPG Tertulis Bandung.
http://www.gudangmakalah.com/2014/08/makalah-penelitian-tindakan.html
http://www.gudangmakalah.com/2014/08/makalah-penelitian-tindakan.html
No comments:
Post a Comment