October 2, 2015

Penelitian Tindakan Kelas (Metodelogi Pendidikan)

Revisi By: Ahmad Abdullah & Yudhi Dharmawan   
                                          
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) merupakan salah satu jenis penelitian pendidikan yang penting untuk difahami oleh para guru. Penelitian Tindakan Kelas secara langsung berkorelasi dengan upaya guru untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas kinerjanya, utamanya dalam proses pembelajaran di kelas. Banyak sekali persoalan yang dihadapi guru dalam suasana pembelajaran yang ia hadapi, yang jika masalah tersebut tidak dapat diatasi, maka akan menghambat tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Untuk itulah dibutuhkan suatu penelitian pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki kinerjanya. Hal-hal yang perlu dikuasai guru yaitu konsep dasar metoda penelitian pendidikan yang meliputi pengenalan penelitian tindakan, prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, dan pembuatan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas. Dengan demikian, guru dapat menerapkan dan mengambil manfaatnya guna membantu masalah-masalah kependidikan.

1.2 Tujuan Masalah
Setelah mempelajari materi tentang Penelitian Tindakan Kelas ini, diharapkan dapat :
1. Menjelaskan tentang Penelitian Tindakan Kelas,
2. Menjelaskan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas,
3. Mengklasifikasikan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas,
4. Menjelaskan unsur-unsur Penelitian Tindakan Kelas,
5. Mengidentifikasi masalah Penelitian Tindakan kelas,
6. Merumuskan tindakan sebagai upaya menyelesaikan masalah di kelas,
7. Membuat laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan tujuan masalah, maka perumusan masalah yang dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dan tujuan Penelitian Tindakan Kelas?
2. Bagaimana pengklasifikasian Penelitian Tindakan Kelas?
3. Apa unsur-unsur Penelitian Tindakan Kelas?
4. Bagaimana merumuskan tindakan sebagai upaya menyelesaikan masalah di kelas?
5. Bagaimana mengidentifikasi masalah Penelitian Tindakan Kelas?
6. Bagaimana membuat laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas?



BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas
A. Pengertian dan Karakteristik PTK
1. Pengertian PTK
PTK adalah penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
2. Karakteristik PTK
PTK memiliki karakteristik problema yang harus dipecahkan yaitu :
- Problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.
- Adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

B. Tujuan PTK
Tujuan utama dalam penelitian tindakan kelas ialah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya sendiri dan bukan bertujuan untuk mencapai pengetahuan ilmu dalam bidang pendidikan.

C. Manfaat PTK
Manfaat PTK antara lain :
1. Inovasi pembelajaran,
2. Pengembangan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas,
3. Peningkatan profesionalisme guru.

D. Penerapan PTK
Jika guru merasakan adanya persoalan-persoalan dalam belajar mengajar, hendaknya guru segera mencari solusi berupa tindakan-tindakan untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya. Untuk dapat segera memulai dan menerapkan PTK ada petunjuk praktis yang perlu kita perhatikan :
1. Berangkatlah dari persoalan yang lebih kecil dahulu seperti peningkatan kualitas bertanya guru kepada siswa.
2. Rencanakan PTK secara cermat.
Perencanaan yang cermat pada dasarnya menyangkut :
- Skenario tindakan apa saja yang akan dicobakan dalam PTK,
- Persoalan mana yang harus dipecahkan dahulu,
- Kelas berapa?,
- Siapa yang harus dilibatkan dalam penelitian ?,
- Kepada siapa meminta bantuan konsultasi dan lainnya yang diperlukan dalam penelitian?,
3. Susun jadwal yang realistik,
4. Libatkan pihak pemain, contohnya melibatkan tindakan pihak lain seperti guru lain, siswa, kepala sekolah, pengawas agar kesahihan tindakan yang dicobakan dapat dijaga.
5. Buatlah pihak lain terinformasi,
6. Ciptakan sistem umpan balik dalam PTK (guru) perlu segera memberitahukan hasil penelitiannya karena pihak lain yang terkait memungkinkan baginya mendapatkan umpan balik untuk mendapatkan masukan korektif dan perbaikan,
7. Buatlah jadwal penulisan.

E. Bentuk PTK
Oja dan Smulyan (1989) membedakan adanya 4 PTK :
1. Guru sebagai peneliti
2. Penelitian tindakan kolaboratif,
3. Simultan terintegrasi,
4. Administrasi sosial eksperimental.
Bentuk pertama PTK guru sebagai peneliti memiliki ciri penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam PTK. Dalam bentuk ini tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas dimana guru terlbat penuh dalam proses perencanaan, aksi dan refleksi. Bentuk kedua PTK kolaboratif melibatkan berbagai pihak baik guru, kepala sekolah, maupun pengawas dosen PGSD serentak dengan tujuan untuk meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori.dan peningkatan karir guru. Bentuk ketiga, simultan terintegrasi, tujuan utama diadakan PTK bentuk ini adalah untuk dua hal sekaligus memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran dan untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Bentuk keempat, penelitian administrasi sosial eksperimental, lebih menekankan dampak kebijakan dan praktek. Guru tidak dilibatkan dalam perencanaan aksi dan refleksi terhadap praktek pembelajarannya sendiri dalam kelas. Guru tidak banyak memberi masukan pada proses penelitian ini tanggung jawab penuh terletak pada pihak luar, meskipun objek penelitian terletak di dalam kelasnya seorang guru tertentu.

2.2 Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
A. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas
PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Langkah merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Tanpa rencana, kegiatan yang kita lakukan tidak akan searah atau sering disebut ”ngawur” atau sembarangan. Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Melakukan tindakan sebagai langkah yang kedua merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Tanpa tindakan, rencana hanya merupakan angan-angan yang tidak pernah menjadi kenyataan. Agar tindakan yang kita lakukan dapat kita ketahui kualitasnya, kita perlu melakukan pengamatan. Jika pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung, maka refleksi sebagai langkah keempat, kita lakukan setelah tindakan terakhir.
1). Mengidentifikasi Masalah
Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari oleh guru. Hal ini sesuai dengan karakteristik PTK, yaitu masalah berasal dari orang yang terlibat dalam praktek, dalam hal ini guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres di kelasnya, yang jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi proses dan hasil pembelajaran siswa.
2). Menganalisis dan Merumuskan masalah
Setelah masalah teridentifikasi, kita perlu melakukan analisis sehingga dapat merumuskan masalah dengan jelas. Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri yang disebut refleksi, dan dapat pula mengkaji dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai, atau bahkan mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan.
3). Merencanakan Perbaikan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, guru perlu membuat rencana tindakan atau yang sering disebut rencana perbaikan.
Langkah-langkah dalam menyusun rencana adalah sebagai berikut :
a. Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah. Dugaan atau hipotesis ini dibuat berdasarkan kajian teori, kajian hasil penelitian yang pernah dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman sejawat, atau dengan pakar, serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru.
b. Analisis Kelayakan Hipotesis Tindakan
Setelah menetapkan analisis hipotesis yang terbaik, hipotesis ini masih perlu dikaji kembali kelayakannya dikaitkan dengan kemungkinan pelaksanaannya. Hal ini terutama dikaitkan dengan hal-hal berikut :
- Kemampuan dan komitmen guru sebagai aktor pelaksana PTK memang harus tumbuh dari keinginan guru sendiri. Guru harus bertanya pada diri sendiri apakah ia cukup mampu melaksanakan rencana perbaikan tersebut dan apakah ia cukup tangguh untuk menyelesaikannya.
- Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut, misalnya diputuskan untuk memberi tugas setiap minggu, apakah siswa cukup mampu untuk menyelesaikannya, apakah malah membuat siswa menjadi bosan.
c. Ketersediaan sarana/fasilitas yang diperlukan.
d. Iklim belajar dan iklim kerja sekolah. Iklim belajar berkaitan dengan berbagai kebiasaan guru, siswa, dan personil lain dalam menyikapi kegiatan belajar, sedangkan iklim kerja berkaitan dengan kebiasaan personal sekolah dalam menyikapi tugas-tugasnya.
4). Melaksanakan PTK
1. Menyiapkan Pelaksanaan
Ada beberapa langkah yang perlu kita siapkan sebelum merealisasikan rencana tindakan kita:
a. membuat rencana pembelajaran serta skenario tindakan yang akan dilaksanakan. Skenario mencakup langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan tindakan atau perbaikan. Terkait dengan rencana pembelajaran, guru tentu perlu menyiapkan berbagai bahan seperti tugas dan bahan belajar yang dibuat sesuai dengan hipotesis yang dipilih, alat peraga yang berupa buku-buku yang relevan.
b. Menyiapkan sarana pendukung yang diperlukan, misalnya gambar-gambar, meja tempat mengumpulkan tugas, atau sarana lain yang terkait.
c. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses hasil perbaikan. Dalam hal ini, guru haruslah menetapkan apa yang harus direkam, bagaimana cara merekamnya, dan bagaimana cara menganalisisnya. Agar dapat melakukan hal ini guru harus menetapkan indikator keberhasilan.
d. Jika perlu, untuk memantapkan keyakinan ini, guru perlu mensimulasikan pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini, guru dapat bekerja sama dengan teman sejawat atau berkolaborasi dengan dosen LPTK.
2. Melaksanakan Tindakan
Agar pelaksanaan ini dapat berlangsung secara terarah, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip, yang oleh hopkins (1993) disebut sebagai kriteria PTK yang dilakukan oleh guru. Cobalah anda simak kriteria berikut dengan cermat, dan bandingkan dengan berbagai prinsip yang pernah anada kuasai.
a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, oleh karena itu, metodologi penelitian yang sedang dilaksanakan tidak boleh mengganggu komitmen guru dalam mengajar. Ini berarti guru tidak bolah mengorbankan siswa demi penelitian yang sedang dilaksanakannya.
b. Cara mengumpulkan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru, sehingga guru sampai kehabisan nafas. Esensi pelaksanaan PTK memang harus disertai dengan observasi dan interpretasi, dan pengumpul data yang apling baik adalah guru.
c. Metodologi yang diterapkan harus reliabel atau handal, sehingga memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelasnya. Dalam kaitan ini perlu diingat bahwa PTK berorientasi praktis dan merupakan penelitian skala kecil untuk memperbaiki praktek individu.
d. Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru sebagaimana yang sudah diulas didepan.
e. Sebagai peneliti, guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait dengan tugas-tugasnya, misalnya menyampaikan kepada kepala sekolah tentang rencana tindakan yang akan dilaksanakan, atau meninformasikan kepada orang tua siswa jika selama pelaksanaan PTK, siswa diwajibkan melakukan sesuatu diluar kebiasaan rutin.
f. Akhirnya PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah, atau semua personil sekolah harus punya persepsi yang benar tentang PTK, dan apa yang ingin dicapai melalui PTK. Disamping kriteria diatas, perlu anda perhatikan bahwa dalam pelaksanaan PTK, observasi dan interpretasi terhadap proses dan hasil tindakan berlangsung secara bersamaan. Ini berarti guru sebagai aktor PTK harus mampu melakukan observasi dan interpretasi secara tepat, sehingga penyesuaian-penyesuaian dapat dilakukan jika perlu.

B. Observasi, Analisis Data, dan Tindak Lanjut Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Observasi dan Interpretasi.
Agar kejadian ini lebih sistematis, mari kita bahas observasi ini dari berbagai aspek, baik oleh pengamat maupun yang diamati, Hopkins (1993) menyebutkan ada 5 prinsip dasar atau karakteristik kunci observasi, yang secara singkat apat di deskripsikan seperti berikut :
a. Perencanaan Bersama
Observasi yang baik diawali dengan perencanaan bersama antara pengamat dengan yang diamati, dalam hal ini antar teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan guru yang akan mengajar. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya dan menyepakati beberapa hal seperti fokus yang diamati, pelajaran yang akan berlangsung, bagaimana sikap pengamat terhadap siswa, dan dimana pengamat akan duduk.
b. Fokus
Fokus pengamatan mungkin sangat luas atau umum, tetapi dapat pula sangat khusus atau spesifik. Fokus yang luas akan menyebabkan pengamat lebih banyak mengandalkan pertimbangan yang bersifat subjektif dalam menafsirkan data, sehingga tidak akan banyak manfaatnya bagi guru yang diamati. Kecuali jika berbagai hal telah disepakati sebelumnya. Sebaliknya, fokus yang sempit atau spesifik akan menghasilkan data yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan profesional guru.
c. Membangun Kriteria
Observasi akan sangat membantu guru, jika kriteria keberhasilan atau sasaran yang ingin dicapai sudah disepakati sebelumnya.
d. Keterampilan Observasi
Seorang pengamat yang baik memiliki minimal tiga keterampilan, yaitu :
1) dapat menahan diri untuk tidak terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan suatu peristiwa.
2) Dapat menciptakan suasana yang memberi dukungan dan menghindari terjadinya suasana yang menakutkan guru atau siswa. 3) Menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam, serta alat/instrumen perekam yang efektif untuk episode tertentu.
e. Balikan (feed back)
Hasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat, yang disajikan dengan memperhatikan hal-hal berikut :
- Diberikan segera setelah pengamatan,
- Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secara cermat dan sistematis.
- Data diinterpretasikan sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati sebelumnya,
- Guru yang dimintai diberi kesempatan pertama untuk menafsirkan data,
- Diskusi mengarah kepada pengembangan strategi untuk membangun apa yang telah dipelajari.

1. Prosedur Observasi
Pada dasarnya, prosedur observasi terdiri dari tiga tahap yaitu :
a. Pertemuan Pendahuluan
Pertemuan Pendahuluan sering disebut pertemuan perencanaan yang dilakukan sebelum observasi berlangsung. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyepakati berbagai hal yang berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati / diobservasi.
b. Pelaksanaan Observasi
Observasi dilakukan pada proses dan hasil tindakan balikan yang tentunya berfokus pada prilaku mengajar guru, prilaku belajar siswa, dan interaksi antara guru dan siswa.
c. Diskusi balikan
Pertemuan balikan dilakukan setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir. Dalam pertemuan ini, guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan selama pengamatan, mendiskusikan/menginterpretasikan informasi tersebut serta mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.

2. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan menurut hopkins agar observasi berlangsung secara efektif.
a. Hubungan antar guru dan pengamat haruslah didasarirasa saling percaya sehingga pengamatan dapat berlangsung menyenangkan dan saling membantu,
b. Fokus kegiatan pengamatan haruslah pada usaha perbaikan pembelajaran dan mendorong keberhasilan strategi yang diterapkan,
c. Proses didasarkan pada pengumpulan dan pemanfaatan data observasi,
d. Guru hendaknya didorong untuk menarik kesimpulan tentang pembelajaran yang dikelolanya dari data yang dikumpulkan dan jika perlu membuat hipotesis yang dapat diuji pada pembelajaran yang akan datang.
e. Guru dan pengamat bersama-sama terlibat dalam proses pertumbuhan profesional yang saling menguntungkan.

3. Analisis Data dan Refleksi
Disamping data yang dikumpulkan dengan observasi masih banyak data pembelajaran yang dapat dikumpulkan dengan berbagai tekhik lain seperti catatan harian guru, catatan harian siswa, rekaman dengan tape rekorder, angket, wawancara dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa. Guru dapat mencatat peristiwa –peristiwa penting dalam pembelajaran seperti partisipasi siswa yang dianggap istimewa, reaksi guru yang menimbulkan berbagai respon dari siswa atau kesalahan yang dibuat siswa karena kekeliruan guru. Catatn ini sangat berharga bagi guru karena merupakan hasil observasi, reaksi, dan refleksi guru terhadap pembelajaran yang dikelolanya. Disamping itu juga merupakan rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan tugasnya. Catatan harian siswa, merupakan catatan harian yang dibuat siswa secara bebas tentang pelajaran tertentu. Catatn ini berisi segala pendapat, reaksi, atau bahkan saran siswa tentang pembelajaran yang dihayatinya. Guru dapat meminta siswa mengumpulkan catatan harian tersebut pada waktu-waktu tertentu sehingga guru dapat memanfaatkannya dalam memperbaiki pembelajaran. Rekaman dengan tape recorder merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data penting yang berkaitan dengan interaksi di dalam kelas. Angket dan kuisioner dapat digunakan untuk menjaring pendapat siswa tentang pembelajaran. Dalam hal ini, wawancara dapat terjadi antara guru dengan siswa, pengamat dengan siswa serta siswa dengan siswa. Terakhir, bukti-bukati berupa dokumen seperti hasil belajar siswa yang dapat berupa tugas, hasil latihan, atau ulangan, dapat dimanfaatkan sebagai data yang dapat memberi informasi terhadap kualitas perbaikan.

a. Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Pada tahap pertama data diseleksi, difokuskan, tahap ini sering disebut reduksi data. Kemudian data diorganisasikan sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang ingin dicari jawabannya. Tahap kedua, data yang sudah terorganisasi ini di deskripsikan sehingga bermakna baik dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel. Akhirnya, berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat ditarik kesimpulan dalam bentuk pertanyaan atau formula singkat.

b. Refleksi
Melalui refleksi, guru dapat menetapkan apa yang telah dicapai serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Refleksi dilakukan melalui analisis dan sintesis serta induksi dan deduksi. Selain itu juga dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebutkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak.

C. Perencanaan Tindak Lanjut.
Jika tindakan perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, maka hasil analisis data dan refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan bahkan bila perlu dibuat rencana baru. Jika ini terjadi, maka akan terdapat siklus dua PTK yang llangkah-langkahnya tetap sama yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi serta analisis data dan refleksi.

Laporan
Laporan penelitian merupakan dokumentasi dari penelitian yang dilakukan. Laporan penelitian merupakan satu dokumen penting yang mendokumentasikan segala komponen penelitian, mulai dari latar belakang munculnya masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, metodologi penelitian, analisis data, temuan dan diskusi serta kesimpulan dan rekomendasi. Dalam PTK, aktor utama adalah guru. Laporan penelitian terutama bermanfaat bagi guru dan tentu saja bagi sekolah tempat guru mengajar. Jika guru membuat laporan PTK, laporan ini dapat dibaca oleh guru lain sehingga hasil atau strategi ykebaikan yang diterapkan dapat ditelaah dan barangkali dapat dicoba, lebih-lebih jika kerisauan yang dihadapi guru ada persamaannya. Laporann penelitian biasanya diakhiri dengan kesimpulan dan rekomendasi. Laporan ini tentu harus memenuhi kaidah tertentu terutama sistematika laporan.

Laporan Hasil PTK
Menurut The Shorter Oxford English Dictionary (Dalam Fletcher, 1990) laporan dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. cerita yang dibawakan oleh seseorang kepada orang lain, terutama tentang hal yang diteliti secara khusus.
b. Pernyataan formal, tentang hasil penelitian. Hal apa saja yang memerlukan informasi yang pasti yang dibuat oleh seseorang atau suatu badan yang diperintahkan / diharuskan untuk melakukan hal itu.
Laporan merupakan bagian-bagian sutau sistem yang digunakan oleh orang untuk melakukan pekerjaan (fletcher, 1990). Oleh karena itu suatu laporan harus dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan, memecahkan persoalan yang ada, serta dapat memberikan informasi untuk suatu pekerjaan selanjutnya. Dengan demikian membuat laporan tidak kalah penting dengan mengerjakan laporan tersebut. Secara sederhana, tujuan pembuatan laporan adalah untuk mencatat, memberitahukan, merekomendasikan hasil penelitian. Untuk penelitian biasa, laporan merupakan hasil penelitian yang berisi temuan baru dalam bentuk teori, konsep, metode dan prosedur/persoalan yang memerlukan jawaban penyelesaian. Hasil-hasil penelitian formal dapat dipublikasikan melalui seminar, pengkajian ulang, analisis kebijakan, kelompok kerja dan sebagainya. Dalam PTK, setiap hasil yang diperoleh selalu diikuti dengan tindakan (action), kemudian dilakukan pengamatan (observasi), apakah masalah tersebut dapat diatasi/ muncul masalah lain, kemudian diikuti oleh refleksi dan membuat rencana perbaikan atau dasar refleksi yang dilakukan dan seterusnya, kegiatan ini dilakukan secara terus menerus dan berulang sehingga tidak akan ada masalah yang tertunda penanganannya.

Laporan PTK perlu dibuat oleh peneliti untuk beberapa kepentingan antara lain sebagai berikut :

a. sebagai dokumen hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk bahan kenaikan pangkat,
b. Sebagai acuan bagi guru dan peneliti lain untuk mengambil tindakan dalam menangani masalah serupa/ yang hampir sama.
c. Sebagai bahan pertimbangan, perbandingan bagi peneliti lain/ peneliti yang sama dalam memperoleh inspirasi untuk melakukan penelitian.
d. Sebagai bahan bagi orang lain/ peneliti lain dalam memberikan kritik dan saran terhadap hasil penelitian yang sudah ada.
Sebenarnya pembuatan laporan sudah bisa anda mulai sejak menyusun proposal penelitian, karena proposal bukan hanya sebagai usulan untuk melaksanakan PTK, tetapi juga sebagai guru dapat memberikan contoh yang lebih baik.
Bentuk/susunan laporan.
Laporan dalam PTK adalah sebuah rangkaian kegiatan dari mulai perencanaan (plan) sampai dengan perencanaan (plan) berikutnya, atau perencanaan yang telah direvisi. Dengan demikian maka pada laporan tindakan kelas akan nampak mulai dari rumusan tujuan yang akan dicapai, metoda atau prosedur yang akan digunakan. Masalah yang muncul dan cara mengatasi/memecahkan masalah tersebut.
Susunan atau format laporan PTK menurut David Hopkins (1993) yang telah mengalami penyesuaian adalah sebagai berikut :
I. Pendahuluan
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Definisi Operasional
II. Tinjauan Pustaka
III. Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Lokasi dan Subjek penelitian
- Metode Pengumpulan Data
- Metode Analisis Data
IV. Hasil Penelitian
- Deskripsi Data Awal Penelitian
- Pelaksanaan Penelitian
- Pembahasan Hasil Penelitian
IV. Kesimpulan dan Saran/Rekomendasi
Daftar Kepustakaan

Lampiran
Agar dapat membuat laporan hasil PTK yang baik, anda harus tetap mengacu pada proposal, selain dapat memudahkan anda dalam membuat laporan proposal dapat juga digunakan untuk menguji apakah semua rencana yang anda tuangkan dalam proposal dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Dengan kata lain, bahwa proposal dapat digunakan untuk menuai keberhasilan anda dalam melaksanakan PTK.

Penulisan Laporan
Membuat laporan atau menulis karya ilmiah memerlukan bukan saja kemampuan, tetapi pengalaman dan latihan. Oleh karena itu ada kemungkinan dalam menulis lapoan, anda belum akan berhasil dengan baik. Tetapi dilakukan secara berulang dan berkesinambungan anda akan mendapat hasil yang lebih baik, misalnya melalui laporan hasil draft 1, merupakan draft laporan yang belum sempurna. Kemudian diperbaiki dalam draft 2 dan seterusnya, sehingga pada akhirnya anda akan memperoleh hasil yang sempurna.



Untuk mengatasi kesulitan pada awal penulisan laporan, disarankan anda melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Tuliskan segala apa yang ada dalam fikiran anda, baik itu ide, konsep, fakta, atau informasi lainnya dan jangan memikirkan bentuknya dahulu.
b. Berdasarkan pada format diatas, kembangkan/susunlah ide, gagasan menjadi judul-judul/topik-topik yang akan memberi isi format yang sudah anda kembangkan.
c. Apabila isi(ide,gagasan) sudah anda tuangkan untuk mengisi judul-judul tersebut. Betulkan bentuknya sesuai dengan format/struktur yang dikehendaki.
d. Betulkan kalimatnya sesuai dengan kaidah tata tulis ilmiah (gramatika, sintaks, dan gaya penulisannya

Judul
Judul merupakan identitas sebuah laporan hasil PTK. Oleh karena itu judul dalam laporan PTK tidak boleh sama atau ada yang sama dengan laporan lainnya. Judul haruslah mencerminkan aktivitas, mudah difahami dan kita dapat menebak isi laporan tersebut hanya dengan membaca judulnya saja.

Pendahuluan
Pendahuluan ini dapat dimuat antara lain dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Oleh karena itu mulailah dengan menguraikan latar belakang mengapa anda tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah ini (rasional), diantara berbagai masalah, masalah manakah yang perlu segera ditangani.

Prosedur PTK
Dalam bagian prosedur dapat diuraikan antara lain ;
1. Persiapan anda dalam menyiapkan proposal,
2. Menyiapkan instrumen,
3. menyiapkan kelas yang akan melaksanakan PTK,
4. Tekhnik pengumpulan data,
5. Analisis Data.,
6. Menafsirkan data,
7. Menarik kesimpulan,
8. Menentukan tindakan perbaikan sesuai hasil penelitian,
9. menentukan tindakan selanjutnya.

Hasil dan Implementasi
Hasil yang dimaksud dalam PTK adalah tindakan-tindakan atau aktivitas-aktivitas yang dapat memperbaiki pembelajaran, meningkatkan interaksi siswa, menyempurnakan cara guru menjelaskan dan bertanya, dan sebagainya.

Kesimpulan
Kesimpulan merupakan hasil pembuktian terhadap hipotesis dan atau pencapaian hasil tujuan penelitian. Jadi, kesimpulan bukan berarti sari pati atau ringkasan dari kegiatan PTK, akan tetapi merupakan hasil pembuktian hipotesis, untuk membuat kesimpulan perlu memperhatikan hal-hal berikut :
a. Berdasarkan tujuan PTK,
b. Pembuktian hipotesis,
c. Butir temuan yang dianggap penting.

Rekomendasi
Rekomendasi adalah suatu saran konkrit yang dilakukan oleh peneliti pada akhir sebuah laporan.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dikenal dengan PTK merupakan salah satu jenis penelitian di bidang pendidikan yang paling relevan dengan upaya pembaharuan, diantaranya dalam proses belajar di kelas. Dalam skala yang lebih luas, PTK juga dapat digunakan untuk melakukan upaya pembaharuan kebijakan dalam lingkup institusi ( sekolah). PTK adalah suatu studi sosial (khususnya di bidang pendidikan) dengan maksud memperbaiki kualitas tindakan di dalamnya. PTK bukan termasuk kategori penelitian formal, karena keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.
PTK yang dilakukan oleh guru memiliki dua tujuan :
a. Untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan.
b. Untuk menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru.
PTK memiliki manfaat untuk mengembangkan kurikulum dalam arti luas. Hasil dari PTK sangat relevan dimanfaatkan untuk pengembangan kurikulum tingkat kelas atau sekolah.
Dalam pelaksanaannya, PTK merupakan proses pengkajian yang dilakukan melalui estafet berdaur (cylical). Terdapat lima langkah yang merupakan titik-titik kegiatan dalam suatu siklus pelaksanaan PTK, yaitu :
1.      Pengembangan fokus masalah penelitian;
2.      Perencanaan tindakan;
3.      Pelaksanaan tindakan dan observasi-interpretasi;
4.      Analisis dan refleksi;dan
5.      Perencanaan tindak lanjut.

3.2 Saran
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, PTK hendaknya dilakukan secara kolaborasi antara guru dengan rekan sejawatnya atau dosen LPTK. Hal ini penting untuk diperhatikan karena sebagai pelaku PTK, guru memerlukan pengamat yang mampu melakukan pengamatan secara objektif.


DAFTAR PUSTAKA

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya

Hermansyah, Agus Supriatna. 1997. Karya Tulis Ilmiah 2. Bandung: PPPG Tertulis Bandung. 

http://www.gudangmakalah.com/2014/08/makalah-penelitian-tindakan.html 

No comments:

Post a Comment

Cara Membuat Effect Hollogram dengan Photoshop

Om Swastiastu Kawand-kawand Youtuber... Oke kawand-kawand pada hari ini saya akan memberikan tutorial efek photoshop kali ini, mimin ...