BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak atsiri dikenal dengan nama
minyak eteris atau minyak terbang. Minyak atsiri merupakan bahan yang bersifat
mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya
yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar,
rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. minyak atsiri selain
dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh
enzim atau dibuat secara sintetis.
Peranan minyak atsiri dalam
kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak beberapa abad yang lalu. Tanaman
yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200 spesies, yang
termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae,
dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman
yaitu dari , buah, bunga, biji, batang, kulit buah dan akar. Salah satu minyak
atsiri itu adalah kayu putih.
Kayu putih (Melaleuca
leucadendron L) merupakan jenis tumbuhan yang memiliki rasa tawar, netral
dan bersifat penenang. Daun kayu putih
memiliki rasa pedas dan hangat. Secara kimia kayu putih mengandung lignin, melaleucin, serta minyak
atsiri. Dalam membudidayakan kayu putih tidaklah terlalu sulit dapat dilakukan
dengan beberapa cara biji dan anak batangnya, memerlukan air yang cukup dan
menjaga kelembaban tananya. Khasiat minyak kayu putih sangat banyak sekali terutama dalam
bidang kesehatan, diantara bagian-bagian dari kayu putih yang dapat
dimanfaatkan untuk kesehatan adalah daun, ranting, kulit kayu dan buahnya.
Berikut ini adalah beberapa khasiat
kayu putih untuk mengobati berbagai penyakit dan cara mengolahnya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimanakah cara mengisolasi minyak atsiri dari daun kayu putih melalui teknik destilasi uap ?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui cara mengisolasi minyak atsiri dari daun kayu putih melalui teknik destilasi uap
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai
berikut :
1.4.1 Bagi penulis
Melalui
penulisan makalah ini, penulis mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai cara mengisolasi
minyak atsiri dari daun kayu putih melalui teknik destilasi uap dalam
teori kimia organik sehingga melalui penyusunan makalah ini, penulis dapat
meningkatkan keterampilan menulis dalam menyusun sebuah makalah.
1.4.2 Bagi Pembaca
Dengan
membaca makalah ini, pembaca akan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas serta
lebih memahami mengenai materi minyak atsiri dari daun kayu putih melalui teknik destilasi
uap dalam teori kimia organik.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini
bermacam–macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical
expression dan solvent extraction.
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi Menurut
pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu: wet rendering dan dry
rendering.
Dry Rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Pemanasan dilakukan
pada suhu 2200F sampai 2300F (1050C-1100C).
Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel.
Minyak atau lemak yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari ampas yang telah
mengendapkan dan pengembilan minyak dilakukan pada bagian atas ketel.
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan air selama
berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka
atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai
60 pound tekanan uap (40-60 psi) Penggunaan temperatur rendah dalam
proses wet rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau
lemak.
2.2 Isolasi
Salah satu cara untuk meng-isolasi
minyak atsiri dari bahan tanaman penghasil minyak atsiri adalah dengan
penyulingan, yaitu pemisahan komponen yang berupa cairan dua macam campuran
atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan
terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air.
Isolasi bahan alam dilakukan
berdasarkan sifat bahan alam tersebut, dan dapat digolongkan menjadi isolasi
cara fisis dan isolasi cara kimia. Isolasi secara fisis didasarkan pada sifat
fisik bahan alam, seperti kelarutan dan tekanan uap. Isolasi berdasarkan
perbedaan kelarutan bahan alam dalam pelarut tertentu dapat dilakukan dengan
pelarut dingin atau pelarut panas. Isolasi dengan pelarut dingin digunakan
untuk mengisolasi bahan alam yang dapat larut dalam keadaan dingin. Tekniknya
dapat dilakukan dengan merendam sumber bahan alamnya dalam pelarut tertentu selama
beberapa lama (jam atau hari). Untuk bahan alam yang larut dalam keadaan panas
digunakan teknik isolasi secara kontinyu dengan alat Soxhlet. Isolasi
berdasarkan penurunan tekanan uap dilakukan dengan cara destilasi uap. Cara ini
digunakan untuk senyawa yang tidak larut dalarn air, bertitik didih tinggi,
mudah terurai sebelum titik didihnya dan mudah menguap.
2.3 Destilasi
Destilasi
merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik didik
atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam
proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan
dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan.
Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan
alat pendingin.
Proses
destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu
pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam
dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali
cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan
seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
2.4.1 Defenisi Minyak
Atsiri
Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap
bercampur dengan persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik
cairnya, kelarutan dalam pelarut organik dan keluratan dalam air yang diperoleh
dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji
maupun dari
bunga.Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan tumbuhan
dengan beberapa sifat yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan diudara
terbuka, memiliki bau khas seperti tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna
tetapi memiliki warna gelap karena mengalami oksidasi dan pendamaran. Karena
sifatnya yang mudah menguap minyak atsiri sering disebut sebagai minyak menguap
atau minyak eteris.
Minyak atsiri
dikenal dengan beberapa nama, yaitu :
a. Minyak menguap
( volatile oils )
Karena bila dibiarkan diudara terbuka mudah menguap tanpa
meninggalkan bekas, juga karena mengandung senyawa atau komponen yang mudah
menguap dengan komposisi dan titik didih yang berbeda.
b. Minyak essensial
Karena merupakan senyawa essential atau konstituen berbau
dari tanaman penghasil.
c. Minyak eteris
2.4.3 Metode Produksi (Pengambilan) Minyak Atsiri
Berdasarkan sifat tersebut diatas,
minyak atsiri dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu penyulingan, ekstraksi
dengan pelarut menguap (solvent extraction), ekstraksi dengan lemak dingin
(enfleurasi), ekstraksi dengan lemak panas (maserasi) dan pengepresan
(pressing). Ekstraksi minyak atsiri bisa dilakukan dengan berbagai cara, misal
dengan destilasi, menggunakan lemak (biasa digunakan untuk ekstraksi minyak
atsiri dari bunga). Secara umum metode pengambilan minyak atsiri dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu cara mekanik dan cara fisika-kimia.
· Cara Mekanik
Metode yang sering disebut expression
ini merupakan cara cold pressing tidak ada panas yang dibutuhkan pada cara ini.
Prosesnya adalah penekanan/pemerasan (squeezing).
Bahan dasar yang bisa diambil minyaknya dengan pengepresan secara mekanik
biasanya berupa biji-bijian atau kacang-kacangan maupun buah-buahan (citrus
oil). Beberapa buah yang mengandung citrus oil diantaranya bergamot,
grapefruit, lemon, lime, mandarin, orange, dan tangerine. Ada tiga cara yang
berbeda untuk memungut citrus oil :
1. Sponge,
dulu dilakukan secara manual (dengan tangan). Daging buah dipisahkan, kulit
buah dan biji direndam dalam air panas. Setelah lebih elastis kemudian
sponge/busa ditempelkan pada kulit buah lalu diperas/ditekan. Minyak atsiri
yang keluar akan terserap oleh sponge. Setelah jenuh, dikumpulkan dengan cara
memeras sponge.
2. Equelle
a piquer, cara ini lebih hemat tenaga daripada sponge. Metode ini tidak
lagi dilakukan dengan cara manual tapi dengan alat yang yang diputar dan
dilengkapi paku-paku pada pinggirnya untuk menusuk oil cells pada kulit buah.
Minyak atsiri dan pigmen dapat dikeluarkan dari kulit buah, kemudian minyak
atsirinya dapat dipisahkan.
3. Machine
abrasion, hampir sama dengan cara 2. Mesin dapat melepaskan kulit buah dan memasukkannya ke
dalam centrifuge dengan menambahkan air. Pemisahan secara sentrifugal ini
berjalan sangat cepat, tetapi karena minyak atsiri bercampur dengan zat-zat
lain, kemungkinan dapat terjadi perubahan karena pengaruh enzim.
· Cara Kimia-fisika
1. Distilasi (Penyulingan)
Prinsipnya penyulingan destilasi
merupakan suatu proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri
atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan
perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Pada dasarnya
terdapat dua jenis penyulingan yaitu :
a. Hidrodestilasi adalah penyulingan suatu campuran yang
berwujud cairan yang tidak saling bercampur, hingga membentuk dua fasa atau dua
lapisan. Proses ini dilakukan dengan bantuan air maupun uap air. Hidrodestilasi
memiliki 3 jenis metode berdasarkan cara penanganan bahan yang diproses yaitu :
destilasi air, destilasi uap dan air serta destilasi uap langsung.
b. Fraksinasi adalah penyulingan suatu cairan yang
tercampur sempurna hingga hanya membentuk satu lapisan. Proses ini dilakukan
tanpa menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3 jenis metode yaitu kohobasi,
rektifikasi dan destilasi fraksinasi.
2. Ekstraksi Pelarut, yang dapat berupa
:
a.
Maserasi
b.
Enfleurage
c.
Pelarut
mudah menguap
d. Ekstraksi Hiperkritikal CO2
2.5 Tanaman Kayu Putih
Kayu putih (Melaleuca leucadendron L.)
merupakan tanaman yang tidak asing bagi masyarakat di Indonesia karena dapat
menghasilkan minyak kayu putih (cajuput oil) yang berkhasiat sebagai
obat, insektisida dan wangi-wangian. Selain itu, pohon kayu putih dapat
digunakan untuk konservasi lahan kritis dan kayunya dapat digunakan
untuk berbagai keperluan (bukan sebagai
bahan bangunan). Dengan demikian, kayu putih memiliki nilai ekonomi
cukup tinggi (Sunanto, 2003).
Tanaman kayu
putih berasal dari Australia dan saat ini sudah tersebar di Asia Tenggara,
terutama Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran
rendah dan di pegunungan. Dalam sistematika
tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendron L.) diklasifikasikan
sebagai berikut.
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub
kelas :
Archichlamideae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Myrtaceae
Genus
: Melaleuca
Spesies
: Melaleuca leucadendron
2.5.1 Daun Kayu Putih
Daun merupakan bagian tumbuhan yang terpenting, karena
dari daun inilah akan dihasilkan minyak kayu putih. Tanaman kayu putih termasuk
jenis tumbuhan kormus karena tubuh tanaman secara nyata memperlihatkan
diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis),
dan daun (folium). Daun kayu putih terdiri atas dua bagian, yaitu
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
a.
Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun
merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, yang berfungsi untuk
menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat, sehingga dapat
memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya.
Tangkai daun berbentuk bulat kecil, sedangkan panjang tangkainya
bervariasi.
b.
Helaian daun (lamina)
Helaian daun
kayu putih bercirikan berwarna hijau muda untuk daun muda dan hijau
tua untuk daun tua karena mengandung
zat warna hijau atau khlorofil. Selain itu daun kayu
putih memiliki tulang daun dalam jumlah yang bervariasi antara 3 – 5 buah, tepi
daun rata dan permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun
kayu putih berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm dan panjangnya antara 5,40 – 10,15
cm. Daun-daun tumbuh pada cabang- cabang tanaman secara selang-seling, pada
satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun (sehingga disebut sebagai
jenis daun majemuk). Daun kayu putih mengandung cairan yang disebut cineol
(sineol) (dimana apabila daun diremas, cairan ini akan keluar dan mengeluarkan
aroma yang khas). Selain itu daun kayu putih juga mengandung komponen lain,
seperti: terpineol, benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene.
2.5 Rendemen
Rendemen minyak atsiri yang berasal
dari daun kayu putih berkisar antara 0,8-2%. Rendemen demikian didapat dengan
serangkaian proses yang meliputi:
1.
Pemanenan
daun kayu putih dengan cara memotong rantingnya
2.
Memisahkan
daun dengan rantingnya
3.
Dikeringkan
tanpa sinar matahari langsung.
4.
Disuling
menjadi minyak atsiri (Rusli, Meika S. Dr., 2010)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Alat-alat
1. Unit destilasi uap-air
2. Unit clavengger
3. Kondensor
4. Botol kaca
5. Gelas ukur
6. Statif dan klem
7. Timbangan dan neraca analitik
3.2 Bahan-bahan
1. Sampel minyak atsiri berupa daun kayu putih 500 gram
2. Air/aquades
3.3 Prosedur
percobaan
Timbang sampel minyak atsiri berupa daun kayu putih sebanyak
500 gram. Isi ketel dengan air sebagai wadah pemanas dimana air dan sampel
tidak menyentuh. Masukkan sampel daun kayu putih kedalam ketel yang diberi
sekat antara air dan sampel. Rangkai alat destilasi bersama dengan clavengger
dan kondensor. Periksa jangan sampai ada kebocoran pada alat yang digunakan.
Alirkan air pendingin ke dalam kondensor. Hidupkan pemanas.
Karena adanya panas, maka air akan mendidih lalu menguap.
Uap air akan naik keatas membawa komponen minyak yang terdapat pada sampel.
Pada kondensor terjadi perubahan fase dari gas menjadi cair. Lalu air dan minyak
tersebut akan tertampung di clavengger. Di dalam clavengger, air dan minyak
akan memisah dikarenakan perbedaan densitas atau berat jenis, dimana minyak
memiliki massa jenis lebih kecil bila dibandingkan dengan air. Sehingga minyak
berada diatas air. Proses destilasi uap air-langsung ini dilakukan ± 5 jam.
Setelah itu air dan minyak didinginkan serta di pisahkan.
Minyak yang telah didapat diukur massa dengan menggunakan neraca analitik. Lalu
hitung massa jenis minyak atsiri dan hitung rendemen minyak atsiri. Simpan
produk didalam botol kaca.
3.5 Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan bahan daun
kayu putih sebanyak 500 gr untuk mengekstraksi minyak atsirinya secara
destilasi uap air-langsung. Sebelum didestilasi, daun kayu putih dipisahkan
terlebih dahulu dari tangkainya, kemudian daun kayu putih ditimbang sebanyak 500 gr. Lalu ketel uap disiapkan dan
diisi dengan air secukupnya, penyangga dipasang di atas ketel uap sebagai
tempat daun kayu putih supaya tidak menyentuh air. Agar sistem terisolasi, dipasang
sekat karet pada ketel uap sehingga sistem terhindar dari pengaruh luar (massa,
energi). Setelah itu, wadah ketel ditup dan dikunci. Kemudian alat dirangkai
dengan benar dan disambungkan dengan clavengger. Selang dipasang untuk tempat
aliran air (air masuk di bawah, air keluar di atas). Air pendingin dalam
kondensor dialirkan dan kemudian dihidupkan pemanasnya. Pemanasan dilakukan
selama 5 jam.
Selama
proses pemanasan, air akan menguap, uap air akan naik ke atas mengenai sampel
daun kayu putih sekaligus mengikat minyak yang ada pada daun kayu putih.
Penguapan air ini sudah tampak setelah satu jam pertama pemanasan. Uap air
tersebut akan masuk ke kondensor dan diubah fasanya menjadi cair, sehingga
terdapat cairan minyak yang bercampur dengan air yang jatuh di clavengger.
Cairan minyak yang bercampur dengan air ini sudah tampak setelah dua jam
pemanasan.
Selama
proses pemanasan, perlu dilakukan pemantauan terhadap kondensor. Kondensor di
sini bertindak sebagaia pendingin uap yang terbentuk dari pemanasan agar dapat
menjadi cairan kembali. Pemantauan trerhadap terhadap kondensor dilakukan
dengan terus mengganti air yang mengalir dalm kondensor alasannya adalah supaya
proses pendingininan uap untuk menjadi cairan kembali, berjalan sempurna,
karena jika kondensor terlalu panas maka proses pendinginan uap akan terhambat,
sehingga cairan yang seharusnya tertampung tidak ada.
Di dalam
clavengger, minyak dan air akan memisah berdasarkan berat jenisnya. Minyak
atsiri akan berada di atas air, hal ini disebabkan minyak atsiri memiliki massa
jenis yang cenderung lebih ringan dibandingkan massa jenis air. Akhirnya,
setelah 5 jam berlalu dan pemanas dimatikan, alat destilasi didinginkan
terlebih dahulu selama beberapa menit sebelum ketel dibuka dan ampas daun kayu
putih dibuang.
.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ,dapat disimpulkan bahwa :
1.
Sampel
yang digunakan adalah daun minyak kayu putih sebanyak 500 gram
2.
Rendemen
minyak atsiri yang berasal dari daun kayu putih berkisar antara 0,8-2%
4.2 Saran
Selama
proses destilasi,
perlu dilakukan pengurangan kadar air yang berada
dibawah minyak, agar
minyak yang dihasilkan tidak
menggumpal dan masuk
kembali ke clavengger.
.
No comments:
Post a Comment