CERPEN CINTA : FACEBOOK GALAU
Ini sebenarnya blog apa sih? kemarin posting fakta unik sekarang malah cerpen.hahaha. iya, hari ini saya posting cerpen cz cerpen ini begitu menyentuh hati saya dan dikutip dari GTCOS. Dan cerpen ini adalah karya adik kelas saya Diah Sanjiwani. Silahkan di baca bagi yang udah penasaran.
Ediiting Oleh :Novi Pebriani
“Cinta tak bersyarat, cinta yang sama sekali tak egois, cinta yang selalu mementingkanmu. Aku mencintaimu, itu yang terpenting. Walau kamu tidak mencintaiku, tapi akan selalu kujaga hati ini. Kadang aku lelah, sedih, kecewa, juga tak jarang aku terluka. Tapi cinta benar-benar membutakanku, membuatku tak mampu berpaling. Hanya selalu menatap lurus kematamu dan berharap suatu hari kamu juga merasakan perasaan yang sama. Walau kamu tidak melihatku layaknya seorang wanita yang mencintaimu. Aku rela tetap menjadi sahabatmu, kapanpun kamu membutuhkanku, aku akan segera datang menemanimu dan menghiburmu. Biarlah hanya sebagai sahabat, asalkan dimatamu masih ada aku (novel hate u love u)”. Kata Sanny. Ary yang mendengarnya pun hanya tersenyum, segera menyiapkan langkahnya setelah berkata..
“Aku hanya pergi untuk sementara, layaknya ulat yang terbebas dari fase kepompong maka ia akan menjadi kupu-kupu. Biarlah aku terbang dengan kedua sayapku, karena aku akan menjalani hidup di fatamorgana ini, dan melewati dejavu kehidupan. Aku bukan penyu yang hanya menitip benih cintaku padamu di pulau ini, tapi aku adalah apa yang tak pernah kamu fikirkan.”
…
Seperti biasa aku selalu berlari di koridor sekolah saat aku ingin menuju ke ruang OSIS. Tanpa disengaja, aku melihat sepasang mata yang tak asing sedang mengintai dari lantai atas kelasku. “Sanny, kka tunggu di kelas ya?”. Wah ternyata yang dari tadi mengawasiku adalah Kak Ari, kakak sekaligus sahabat bagiku. Hari ini adalah jadwal kita untuk belajar dan makan ice cream bersama. Kak Ari ngajarin aku matematika dan aku ngajarin Kak Ari biologi, dan ice cream adalah hadiah dari Kak Ari untukku J.
Tidak seperti biasanya, aku menyelesaikan tugas OSIS lebih cepat. Hanya demi bertemu dengan Kak Ari yang 1 minggu lagi akan UN. “Hey kak…maaf nunggu lama ya, dik lagi ada program, hehehe”. Kata ku sambil menyibak rambut panjangku. Seketika wajah Kak Ari berubah damai dan mempersilahkan aku duduk disampingnya. Dadaku semakin sesak saat ku cium harum parfum yang dia gunakan. Benar-benar aroma yang familiar karena setiap hari aku menciumnya dari orang yang sama yang sekarang sedang ada disampingku.
3 jam yang kami gunakan untuk belajar sudah cukup membuat jenuh dan lapar. Akhirnya Kak Ari memutuskan untuk mengantarku pulang. Tapi sebelum pulang, dia mentraktirku ice cream walls di Q’mart. Dengan wajahnya yang flat tapi sangat manis kalau tersenyum, dia menatap mataku namun tak ku balas tatapan itu. Dengan segera Kak Ari mengalihkan pandangannya dan berusaha mencari materi untuk dibicarakan. “Dik, waktu untuk kita bersama sudah tidak banyak lagi dan kka takut ninggalin kamu. Dan satu hal yang sudah lama kka pendam adalah kka suka sama kamu tapi maaf kka ngga berani mengungkapkannya. Kka sayang sama kamu tapi kka ngga akan minta kamu menjadi pacar kka. Kka benar-benar ngga ingin kamu menjadi pacar kka, karena kka takut nyakitin kamu dan merusak persahabatan kita”. Kata Kak Ari. Tangannya berusaha menggenggam tanganku namun segera aku tepis dan akupun berlari menuju rumah yang tak terlalu jauh dari Q’mart.
Namun sebelum aku benar-benar menghilang dari pandangan Kak Ari aku kembali menyibak rambut panjangku dan dengan sekuat tenaga berteriak : “Kenapa kak? Kenapa? Tidak kah kka tau kalau dik juga sayang sama kka, dik juga suka sama kka”. Dan tidak lama kemudian aku sampai dirumah sebelum aku akhirnya menangis dan hanya menangis
Keesokan harinya, tidak ada belajar bersama lagi, tidak ada traktiran ice cream, tidak ada sapaan dan mata-mata dari lantai atas kelasku, tidak ada sms, tidak ada telephone masuk, tidak ada peringan untuk makan, mandi, dan belajar, tidak ada ucapan selamat pagi, dan tidak ada yang bilang “Selamat malam, selamat tidur, semoga mimpi indah, dan ingat mimpiin kka yah”. Benar-benar ngga ada sama sekali, bahkan tidak terkecuali di facebook.
Saat aku termenung sendiri di ruang OSIS, Rama sahabatku datang menghampiri dan membawakanku sekotak tissue, seakan dia tau apa yang sedang aku rasakan. Rama duduk disampingku dan menarikku kedalam pelukannya. “Wajar kok kamu kaya gini, tapi inget jadi professional yah San. Kak Ari mungkin lagi belajar sekarang, kamu tau kan bentar lagi dia UN? Sebaiknya kamu semangatin dia dan jangan ganggu dia untuk sementara waktu. Aku kangen sifatmu yang periang itu, dan Sanny yang seperti ini adalah bukan Sanny yang aku kenal”. Rama dengan sabar menemani ku menangis disini, dengan sabar mendengar semua ceritaku tentang Kak Ari. Rama adalah sahabatku selain Kak Ari.
“Besok kka UN, semangat ya…dik yakin kka pasti bisa jadi yang terbaik”. Selesai mengetik, segera ku kirimkan pesan itu kepada Kak Ari. Namun 8 jam menunggu, tidak ada balasan sama sekali. Aku telephone, ngga diangkat. Aku mulai lelah, takut, dan hawatir. Kusibak rambutku pertanda aku cemas menunggu Kak Ari. Ku sibak rambutku sekali lagi untuk mengakhiri malam ini.
Dua minggu telah berlalu tanpa informasi mengenai Kak Ari. Hingga pada akhirnya aku memilih untuk menyibukkan diri di OSIS agar aku bisa melupakan kenangan bersama Kak Ari. Disela-sela kesibukanku di OSIS, aku menyempatkan diri untuk membuka facebook dan membuat sebuah status. “Kamu adalah apa yang aku tulis tapi aku adalah apa yang tak pernah kamu baca. Aku tidak berharap untuk menjadi orang yang terpenting dalam hidupmu karena itu merupakan permintaan yang terlalu besar bagiku. Aku hanya berharap suatu saat nanti jika kau melihatku…kau akan tersenyum dan berkata…dialah orang yang selalu menyayangiku”.
Setelah membuat status, tak sengaja aku lihat Kak Ari sedang online dan mengomentari statusku seperti ini “Berhenti berharap pada orang yang tak menghargaimu, jika dia cukup bodoh meninggalkanmu, kamu harus cukup pintar untuk melepaskannya”. Berarti tanpa sengaja Kak Ari ingin agar aku melupakannya. Kusibakkan rambutku dan berusaha ku tahan air mata ini.
Tak lama kemudian aku mengetik sebuah sms melalui hp. “Aku harap ini bukan cinta, aku harap itu bukan dirimun aku berharap bahwa sedikit perasaanku tak akan diterima, tapi jangan paksa aku untuk melupakanmu” Tanganku bergetar setelah pesan itu terkirim. Dan yang lebih membuat dadaku sesak adalah tak ada satupun balasan yang aku terima.
Hari demi hari aku jalani dengan datar dan tanpa ekspresi. Sakit, jenuh, dan putus asa kembali menemaniku. Satu bulan tanpa kabar cukup membuat aku tersiksa. Makan ngga enak, belajar ngga konsen, pokoknya tersiksa menjalani hidup seperti ini, tanpa kepastian, dan terombang-ambing ditengah satu harapan. Dan seperti biasa Rama pasti ada disaat aku membutuhkannya, pasti menyediakan pelukannya sebagai tempat penampungan air mataku. “Ram, hasil kelulusan udah diumumin kemarin…Tapi sampai sekarang Kak Ari belum ngasi aku kabar, hubungan ini mau diapain Ram? Aku galau…Aku frustasi Rama…Aku ngga tau apa aku sama dia masih sahabatan atau ngga” Aku menangis dalam pelukan Rama. Sementara Rama hanya terdiam dan menjadi tempat paling aman untuk ku.
Tiba-tiba hp ku berbunyi dan masuk sebuah pesan yang bertuliskan “Tiga hal yang ingin aku lakukan bersamamu sebelum aku pergi : 1. Makan coklat, 2. Makan ice cream, 3. Menatap matamu. Sekarang menunggumu ditempat dimana dulu aku memata-mataimu J”. Setelah membaca pesan dari Kak Ari, Rama menyarankan ku untuk segera menemuinya dan mengatakan bahwa ini mungkin adalah pertemuan ku dengan Kak Ari yang terakhir.
Sebelum aku masuk ke ruang kelasnya, kusibakkan rambutku dan mengelap sisa air mata yang tadi. Dan ketika aku masuk keruangan itu, Kak Ari telah terlebih dahulu menyambut tanganku dan menenggelamkan ku kedalam pelukannya. Kak Ari benar-benar ingin menatap mataku, tapi aku melarangnya sebelum dia memenuhi keinginan yang pertama dan kedua. Walaupun aku dan Kak Ari sudah sahabatan sejak lama, sekalipun dia tidak pernah aku izinkan untuk menatap mataku. Dan sekarang saatnya aku tunjukan padanya.
Saat dia melepaskan pelukannya, dan saat kita melakukan keinginannya yang pertama dan kedua, dia memegang bahuku dan memaksaku untuk menunjukkan mataku. Tapi aku berkelid hingga dia mengatakan “Tolong izinkan kka sekali saja dik, sebelum besok kka pergi” Kata Kak Ari dengan mata berkaca-kaca. Akhirnya ku pejamkan mataku dan kubuka perlahan. Betapa kagetnya Kak Ari setelah melihat mataku yang indah penuh dengan air mata. Dipeluknya aku lagi sekali sebelum aku ditinggalkan sendiri diruangan ini.
Dengan langkah goyah Kak Ari berjalan menuju pintu keluar. Aku segera memanggilnya dan menghampirinya untuk menunjukkan tatapan mataku yang terakhir. Hingga kata-kata sederhana keluar dari mulutku.
…
Ketika aku membuka account facebookku, sebuah pesan singkat yang baru masuk segera aku buka. Isinya adalah sebuah peringatan agar aku selalu ingat kepadanya dan selalu memberikan tatapan mataku hanya untuk dia seorang, karena tidak ada yang bisa mendapatkan tatapan ku selain dirinya. Seketika detak jantungku pun tak terhenti dan wajahku menyeruak merah padam. Segera ku ketikkan kata demi kata. “Saat cahaya redup karena awan, hujan lebat turun diluar jendelaku, seperti kenangan sedih dalam hatiku, membuat hatiku kecewa, hilang dalam kerinduan yang tumbuh lebih kuat dan semakin kuat. Apakah ada cara untuk memutar waktu kembali? Ketika kau memelukku yang akan membuat cukup bagus”. Setelah membalas pesan itu, segera aku matikan laptop kesayanganku dan kembali mengerjakan tugas di ruang OSIS.
Sama seperti hari-hari sebelumnya, Kak Ari tak kunjung membalas sms ku dan mengangkat telephone dariku. Rasa rindu akan candaannya membuat ku jenuh dan tak bersemangat. Ku ambil laptop dan segera ku buka facebook, kemudian kuketikkan sebuah status dengan tenang. “Air mata adalah satu-satunya cara, cara bagaimana mata berbicara ketika bibir tak mampu menjelaskan apa yang telah membuat perasaanmu terluka”. Kusibak rambutku dan kuusap wajahku sebelum ku lihat nama Satya Ariditya mengelike status yang telah aku buat.
Dengan tergesa dan tangan gemetar ku buka dinding Kak Ari dan kulihat sebuah status yang baru saja dibuatnya. “Aku sayang kamu tapi hanya bisa menjagamu dari kejauhan. Dan ku ingin kau tau meskipun ku jauh kau ada dihatiku dan kau tetap milikku selamanya”. Ku biarkan rambut panjangku menutupi mataku yang telah basah oleh air mata. Dan kubiarkan tawa teman-teman di ruang OSIS menutupi isak tangisku saat ini yang tengah merindukannya.
Ediiting Oleh :Novi Pebriani
Kelas :X1
Bagi teman-teman Sepisunyi yang sudah baca postingan ini. Jangan jadi pembaca gelap ya! Tinggalkan komentarnya di bawah ini.??? ^.^
SUMBER
SUMBER