September 6, 2013

Peran Mahasiswa Dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa



Peran Mahasiswa Dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Peran Mahasiswa Dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa[1]
Oleh : Ikmaludin[2]

Mahasiswa  diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan Siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya.Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar yang paripurna.
Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat.Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb.Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme.Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya.Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah.Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat.Oleh karena itu perlu dirumuskan perihal peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendahuluan
Bangsa menurut Benedict Anderson,[3] merupakan suatu komunitas ‘terbayang’. Para anggota bangsa terkecil sekalipun tidak bakal tahu dan takan kenal sebagian anggota lain, tidak akan bertatap muka dengan mereka itu, bahkan mungkin tidak pula pernah mendengar tentang mereka. Hal terpenting dalam tetap berdirinya sebuah bangsa adalah adanya perasaan kebersamaan dan persaudaraan sebagai anggota komunitas bangsa tersebut. Inilah yang telah memungkinkan begitu banyak orang bersedia melenyapkan nyawa orang lain, merenggut nyawa sendiripun rela demi pembayangan yang terbatas itu.
 Mahasiswa bagian dari bangsa ini dan merupakan bagian integral dari perguruan tinggi yang dikenal sebagai simbol intelektualitas, maka pengabdian kepada masyarakat sesuai kompetensi intelektualnya merupakan tanggungjawabnya secara moral dan secara intelektual.Gerakan mahasiswa juga pada hakikatnya adalah gerakan intelektual karena intelektualitas merupakan ciri khas yang inheren dalam diri mahasiswa sebagai kelas menengah terdidik. Oleh karena itu pergerakan mahasiswa dituntut untuk mampu menunjukkan kadar intelektualnya.
Gerakan mahasiswa harus menjadi gerakan ilmiah yang dibangun diatas basis rasionalitas yang tangguh.Gerakan mahasiswa bukanlah gerakan emosional yang dibangun diatas romantisme sejarah masa lalu sekaligus sarana penyaluran agresi gejolak muda.Partisipasi mahasiswa dalam gerakan merupakan respon spontan atas situasi social yang tidak sehat, bukan atas ideology tertentu, melainkan atas nilai-nilai ideal.
Pendidikan Modal Manusia Untuk Sebuah Peradaban
Tujuan primer dan tertinggi usaha pendidikan ialah peningkatan (tarbiyah) nilai kesucian manusia dalam fitrahnya yang dianugrahkan Tuhan. Guna menopang tujuan itu, pendidikan mempunyai tujuan sekunder, sebagai investasi modal manusia (human capital investment), dengan dua macam dampak positif[4]. Pertama ialah dampak peningkatan kemampuan kerja dengan keahlian dan propesionalisme, yang bersangkutan dengan tujuan pokok pendidikan itu sendiri menurut bidang-bidang yang dikembangkannya.
Dampak lain dari pendidikan ialah meningkatnya kemampuan untuk berpikir dan bertindakrasional, untuk menyerap informasi itu secara sistematis, agar dapat digunakan secara efektif, kemudian mampu mengartikulasikannya dalam bahasa yang fasih dan kuat. Dengan kata lain, pendidikan akan memperluas cakrawala berpikir dan memperdalam wawasan di segala bidang kehidupan, termasuk  bidang social-politik. Sebagaimana dimaksudkan oleh ungkapan knowledge is power, pendidikan yang berhasil akan menjadi sumber energy masyarakat, bangsa dan Negara.dengan memiliki informasi dan pengetahuan yang luas, seorang individu ataupun suatu kelompok akan lebih mampu mengenali berbagai alternative tindakan yang tersedia, sehiingga senantiasa dapat menemukan jalan untuk memecahkan masalah dan juga tidak mudah putus asa. Karena itu ilmu adalah syarat kesuksesan hidup, setelah iman yang member dasar kepada kehidupan yang benar. Tuhan akan mengangkat orang yang beriman dan berilmu ketingkat yang sangat tinggi. 

Alangkah baiknya jika perpusatakaan-perpustakaan yang slama ini umumnya dipenuhi oleh hasil-hasil para sarjana barat, kini juga dilengkapi dengan buah tangan para sarjana anak negeri.Tidak hanya di lingkungan book research ini kita bergerak, tetapi jika perlu mengembangkan research tersebut menjadi suatu field research (riset lapangan), menembus pagar-pagar kampong dan desa-desa.Disanalah kita menemui pokok-pokok persoalan bangsa yang dibentuk di dalam kenyataan.Di dalam “zoziale wircklichkeit”-nya, book research and fild rsearch semacam ini tidak saja berarti suatu perluasan dari dasar intelektual (widening of intellectual bases) yang kita cita-citakan, akan tetapi disini pulalah tersimpul unsure abdi, bakt dan cinta. Pengabdian dari para ilmu pengetahuan sesuai dengan alam kehidupan mahasiswa.
(Bintoro Cokroamijoyo)[5]2         
Apakah tanda-tanda akan terwujudnya sebuah pradaban? Ibnu Khaldun menjelaskan, tanda wujudnya peradaban adalah bekembangnya ilmu pengetahuan seperti fisika, kimia, geometri, artimetrik, astronomi, optic, kedokteran, dan lain sebagainya.Bahkan maju mundurnya ilmu pengetahuan.Jadi, substansinya peradaban yang terpenting dalam teori ibnu khaldun adalah ilmu pengetahuan.Namun, ilmu pengetahuan tidak mungkin hidup tanpa adanya komunitas yang aktif mengembangkannya.
Karena itu, suatu peradaban harus dimulai dari suatu “komunitas kecil” dan ketika komunitas itu membesar maka akan lahir peradaban besar. Komunitas itu biasanya muncul dari perkotaan atau bahkan membentuk suatu kota. Dari kota itulah akan terbentuk masyarakat yang memiliki berbagai kegiatan kehidupan yang darinya timbul suatu system kemasyarakatan dan ahirnya lahirlah suatau Negara. Kota madinah, kota kordova, kota bagdad, dan lain-lainnya adalah sedikit contoh dari kota yang berassal dari komunitas yang kemudian melahirkan Negara.
Jika kita kontekskan dengan situasi di Indonesia hal ini sudah berjalan ratusan tahun silam. Agaknya, terlalu jauh jika kembali ke zaman Syailendra, Sriwijaya, Majapahit, dan ratusan kerajaan di Nusantara, mari kita mulai dari tahun 1900-an. Berbagai kelompok belajar tumbuh dengan pesat, tentunya bukan semata karena politik etis, melainkan fitrah manusia yang ditakdirkan selalu ingin mencari kebenaran, keadilan. Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 sesungguhnya adalah kemenangan ilmu pengetahuan.
Bahkan, sumpah pemuda 1928 yang menjadi landasan pacu bagi kemerdekaan Indonesia dibangun beralaskan ilmu pengetahuan.terddapat ilmu geografi dalam sumpah pemuda, ilmu bahasa (linguistik), ilmu pertanahan, sosiologi, antropologi, teknik, astronomi, dan lain sebagainya. Sehingga bersyukurlah kita ditakdirkan menjadi bangsa Indonesia yang dibangun dengan ilmu pengetahuan.tidak berlebihan jika Anies Baswedan menyebut pergerakan pada periode 1900-1930 diarsiteki oleh para intelektual.[6]
Pada 18 agustus 1945, presiden dan wakil presiden republic Indonesia dipilih dan UUD 1945 ditetapkan, sehingga resmilah bangsa Indonesia membentuk Negara, dan itu dibangun di atas ilmu pengetahuan. masalah selanjutnyaadalah terbatasnya sumber daya manusia untuk membesarkan Indonesia yang baru saja lahir. Sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk menggalang konsolidasi nasional, sebab ancaman kolonialisme semakin nyata. Kedua masalah pasca kemerdekaan ini sangat menentukan apakah peradaban Indonesia akan terwujud atau sebaliknya Indonesia menjadi salah satu provinsi dari belanda.
Peranan Mahasiswa Dalam Perjalanan Bangsa Indonesia
Apa yang terlintas dibenak kita ketika kita mendengar kata”mahasiswa”, mungkin tidak hanya satu jawaban yag akan terucap dari banyak orang dengan beranekaragam latar belakang pendidikan. Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang mahasiswa apabila ia tercatat sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah perguruan tinggi yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan lainnya. Status ini menjadi mutlak apabila kita berbicara dalam konteks pendidikan formal.Ternyata dbalik statusnya itu, masih banyak sekali peranan seorang yang menyandang status mahasiswa untuk menunjukkan peranannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian rezim yang diktator menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh gerakan mahasiswa bersama komponen bangsa lainnya yang ketika itu masyarakat, parpol dan ABRI dalam menyuarakan TriTura(Tiga Tuntutan Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang dinilai cenderung terlau berpihak pada haluan kiri. Kemudian bagaimana peristiwa Malarib(Petaka Lima Belas Januari) yang dimotori oleh Hariman Siregar yang notabene sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan masih membekas diingatan kita ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan rezim orde baru yang otoriter yang telah berkuasa selama 32 tahun. Itu merupakan bukti-bukti nyata dimana mahasiswa menunjukkan peranannya dikancah perpolitikan nasional yang tentunya untuk menciptakan keselarasan menuju masyarakat yang makmur sentosa, meskipun sampai sekarang buah tangan dari perjuangan mahsiswa tersebut masih jauh panggang dari api. Sehinnga dapat disimpulkan bahwa kekuatan mahasiswa dalam kancah perpolitikan nasional menjadi patut diperhitungkan sebagai gerakan yang murni membela kepentingan rakyat semata.
Sekarang mari kita tengok aktivitas mahasiswa zaman sekarang, Amien Rais pernah mengutarakan intensitas dan kualitas dari gerakan kemahasiswaan cenderung mengalami penurunan seiring datangya era globalisasi ke negeri kita tercinta ini, kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang kurang jelas manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kenegaraan tidak pernah dijejali oleh mahasiswa sebaliknya tempat-tempat hiburan malah disesaki para mahasiswa. Saya  tidakmelarang tentunya sebatas itu tidak melanggar syariat, karena sebagai manusia tentunya kita juga butuh yang namanya hiburan. Tetapi hal itu juga harus disaring dengan kekuatan iman kita.
Kembali kepada kualitas gerakan kemahsiswaan masa sekarang yang cenderung menurun, maka sadar atupun tidak itu merupakan efek dari masuknya era globalisasi ke indonesia tanpa diharmonisasi dengan manajemen waktu dan diri yang baik. Untuk membangun citra mahasiswa sebagai agen pembaharu ataupun kaum intelektual yang mana dipundaknya ada masa depan bangsa ini yang akan dilabuhkan dimana, maka kita harus memupuk rasa persaudaraan dan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Selain itu tentunya kita perlu membangun konsep intelektual dalam gerakan yang sinergi dan terarah menuju masyarakat yang adil dan makmur. Sehingga kedepan mahasiswa tidak hanya dikenal lewat aktivitasnya ketika menjalani perkuliahan saja,tetapi sebagai elemen bangsa yang peka terhadap kondisi permasalahan disekitarnya .
             Seorang cendekiawan Indonesia (Alm.) Soedjatmoko[7] membahas secara baik akan sumbangan yang dapat diberikan: Perombakan pada pencerapan bangsanya terhadap permasalahan yang dihadapi, merombak kemampuan bangsa untuk itu, untuk memberikan jawab terhadap masalah-masalah baru, dalam merombak syarat-syarat yang akan digunakan untuk menetapkan besar dan macamnya bea yang harus dibayar di dalam perjuangan politik, dalam merumuskan persoalan di sekitar kekuatan-kekuatan politik dan menentukan anak tangga kekuatan politiknya sendiri, merombak kriteria pemimpin serta merombak syarat-syarat evaluasi perbuatan pemimpin.
Lalu, apa yang harus dilakukan mahasiswa dalam mempersiapakan masa depan bangsa ini . Menurut penulis mahasiswa  Indonesia harus mampu menatap masa depan bangsa untuk bersaing dengan negara tetangga dan dunia, tidak perlu terjun langsung ke dalam kancah politik praktis. Mahasiswa dan pelajar ada baiknya kembali ke khitahnya untuk fokus belajar.Perlu kita ingat bahwa saat ini kita mengalami ketertinggalan dalam dunia pendidikan dibanding negara tetangga sebut saja Malaysia dan Singapura.
Pada akhirnya, jika kita mahasiswa Indonesia dapat memenuhi mandat kediriannya, maka dengan hati yang lebih yakin kita pun dapat menjawab tanggapan dari seorang mahasiswa Indonesia pada sebuah kelas mata kuliah Kewarganegaraa di atas. Dan semuanya semoga dapat berpikir sama dengan harapan saya dengan mengatakan: Saya ingin dapat mencintai negeri saya dan tetap mencintai keadilan untuk suatu perubahan. saya meyakini bahwa kunci tercapainya cita-cita itu ada di tangan para generasi muda. Oleh karena itu, tetaplah semangat dalam meraih apayang telah menjadi tujuan hidup kita. semoga kita semakin cinta terhadap tanah air indonesia. INDONESIA MERDEKA.!!!

No comments:

Post a Comment

Cara Membuat Effect Hollogram dengan Photoshop

Om Swastiastu Kawand-kawand Youtuber... Oke kawand-kawand pada hari ini saya akan memberikan tutorial efek photoshop kali ini, mimin ...