Peran
Mahasiswa Dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya. Maha
dan Siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya.Sebagai seorang pelajar
tertinggi, tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal
menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar yang
paripurna.
Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada
di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu
berada sedikit di atas masyarakat.Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh
kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb.Sehingga mahasiswa
dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme.Idealisme adalah suatu
kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh
faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki
oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan
kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan
negaranya.Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan
pula rakyat, bukan pula pemerintah.Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di
lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat.Oleh
karena itu perlu dirumuskan perihal peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk
menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Pendahuluan
Bangsa menurut Benedict Anderson,[3]
merupakan suatu komunitas ‘terbayang’. Para anggota bangsa terkecil sekalipun
tidak bakal tahu dan takan kenal sebagian anggota lain, tidak akan bertatap
muka dengan mereka itu, bahkan mungkin tidak pula pernah mendengar tentang
mereka. Hal terpenting dalam tetap berdirinya sebuah bangsa adalah adanya
perasaan kebersamaan dan persaudaraan sebagai anggota komunitas bangsa
tersebut. Inilah yang telah memungkinkan begitu banyak orang bersedia
melenyapkan nyawa orang lain, merenggut nyawa sendiripun rela demi pembayangan
yang terbatas itu.
Mahasiswa bagian dari bangsa ini dan merupakan bagian
integral dari perguruan tinggi yang dikenal sebagai simbol intelektualitas, maka
pengabdian kepada masyarakat sesuai kompetensi intelektualnya merupakan
tanggungjawabnya secara moral dan secara intelektual.Gerakan mahasiswa juga
pada hakikatnya adalah gerakan intelektual karena intelektualitas merupakan
ciri khas yang inheren dalam diri mahasiswa sebagai kelas menengah terdidik.
Oleh karena itu pergerakan mahasiswa dituntut untuk mampu menunjukkan kadar
intelektualnya.
Gerakan mahasiswa harus menjadi gerakan ilmiah yang dibangun
diatas basis rasionalitas yang tangguh.Gerakan mahasiswa bukanlah gerakan
emosional yang dibangun diatas romantisme sejarah masa lalu sekaligus sarana
penyaluran agresi gejolak muda.Partisipasi
mahasiswa dalam gerakan merupakan respon spontan atas situasi social yang tidak
sehat, bukan atas ideology tertentu, melainkan atas nilai-nilai ideal.
Pendidikan
Modal Manusia Untuk Sebuah Peradaban
Tujuan primer dan tertinggi usaha pendidikan ialah
peningkatan (tarbiyah) nilai kesucian manusia dalam fitrahnya yang dianugrahkan
Tuhan. Guna menopang tujuan itu, pendidikan mempunyai tujuan sekunder, sebagai
investasi modal manusia (human capital investment), dengan dua macam dampak
positif[4].
Pertama ialah dampak peningkatan kemampuan kerja dengan keahlian dan
propesionalisme, yang bersangkutan dengan tujuan pokok pendidikan itu sendiri
menurut bidang-bidang yang dikembangkannya.
Dampak
lain dari pendidikan ialah meningkatnya kemampuan untuk berpikir dan
bertindakrasional, untuk menyerap informasi itu secara sistematis, agar dapat
digunakan secara efektif, kemudian mampu mengartikulasikannya dalam bahasa yang
fasih dan kuat. Dengan kata lain, pendidikan akan memperluas cakrawala berpikir
dan memperdalam wawasan di segala bidang kehidupan, termasuk bidang
social-politik. Sebagaimana dimaksudkan oleh ungkapan knowledge is power,
pendidikan yang berhasil akan menjadi sumber energy masyarakat, bangsa dan
Negara.dengan memiliki informasi dan pengetahuan yang luas, seorang individu
ataupun suatu kelompok akan lebih mampu mengenali berbagai alternative tindakan
yang tersedia, sehiingga senantiasa dapat menemukan jalan untuk memecahkan
masalah dan juga tidak mudah putus asa. Karena itu ilmu adalah syarat kesuksesan
hidup, setelah iman yang member dasar kepada kehidupan yang benar. Tuhan akan
mengangkat orang yang beriman dan berilmu ketingkat yang sangat tinggi.
Alangkah baiknya jika
perpusatakaan-perpustakaan yang slama ini umumnya dipenuhi oleh hasil-hasil
para sarjana barat, kini juga dilengkapi dengan buah tangan para sarjana anak
negeri.Tidak hanya di lingkungan book research ini kita bergerak, tetapi
jika perlu mengembangkan research tersebut menjadi suatu field research
(riset lapangan), menembus pagar-pagar kampong dan desa-desa.Disanalah kita
menemui pokok-pokok persoalan bangsa yang dibentuk di dalam kenyataan.Di dalam “zoziale
wircklichkeit”-nya, book research and fild rsearch semacam ini tidak saja
berarti suatu perluasan dari dasar intelektual (widening of intellectual
bases) yang kita cita-citakan, akan tetapi disini pulalah tersimpul unsure
abdi, bakt dan cinta. Pengabdian dari para ilmu pengetahuan sesuai dengan alam
kehidupan mahasiswa.
Apakah tanda-tanda akan terwujudnya sebuah pradaban? Ibnu
Khaldun menjelaskan, tanda wujudnya peradaban adalah bekembangnya ilmu
pengetahuan seperti fisika, kimia, geometri, artimetrik, astronomi, optic,
kedokteran, dan lain sebagainya.Bahkan maju mundurnya ilmu pengetahuan.Jadi,
substansinya peradaban yang terpenting dalam teori ibnu khaldun adalah ilmu
pengetahuan.Namun, ilmu pengetahuan tidak mungkin hidup tanpa adanya komunitas
yang aktif mengembangkannya.
Karena itu, suatu peradaban harus dimulai dari suatu
“komunitas kecil” dan ketika komunitas itu membesar maka akan lahir peradaban
besar. Komunitas itu biasanya muncul dari perkotaan atau bahkan membentuk suatu
kota. Dari kota itulah akan terbentuk masyarakat yang memiliki berbagai
kegiatan kehidupan yang darinya timbul suatu system kemasyarakatan dan ahirnya
lahirlah suatau Negara. Kota madinah, kota kordova, kota bagdad, dan
lain-lainnya adalah sedikit contoh dari kota yang berassal dari komunitas yang
kemudian melahirkan Negara.
Jika kita kontekskan dengan situasi di Indonesia hal ini
sudah berjalan ratusan tahun silam. Agaknya, terlalu jauh jika kembali ke zaman
Syailendra, Sriwijaya, Majapahit, dan ratusan kerajaan di Nusantara, mari kita
mulai dari tahun 1900-an. Berbagai kelompok belajar tumbuh dengan pesat,
tentunya bukan semata karena politik etis, melainkan fitrah manusia yang
ditakdirkan selalu ingin mencari kebenaran, keadilan. Kemerdekaan Indonesia
tahun 1945 sesungguhnya adalah kemenangan ilmu pengetahuan.
Bahkan, sumpah pemuda 1928 yang menjadi landasan pacu bagi
kemerdekaan Indonesia dibangun beralaskan ilmu pengetahuan.terddapat ilmu
geografi dalam sumpah pemuda, ilmu bahasa (linguistik), ilmu pertanahan, sosiologi,
antropologi, teknik, astronomi, dan lain sebagainya. Sehingga bersyukurlah kita
ditakdirkan menjadi bangsa Indonesia yang dibangun dengan ilmu
pengetahuan.tidak berlebihan jika Anies Baswedan menyebut pergerakan pada
periode 1900-1930 diarsiteki oleh para intelektual.[6]
Pada 18 agustus 1945, presiden dan wakil presiden republic
Indonesia dipilih dan UUD 1945 ditetapkan, sehingga resmilah bangsa Indonesia
membentuk Negara, dan itu dibangun di atas ilmu pengetahuan. masalah
selanjutnyaadalah terbatasnya sumber daya manusia untuk membesarkan Indonesia
yang baru saja lahir. Sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk menggalang
konsolidasi nasional, sebab ancaman kolonialisme semakin nyata. Kedua masalah
pasca kemerdekaan ini sangat menentukan apakah peradaban Indonesia akan
terwujud atau sebaliknya Indonesia menjadi salah satu provinsi dari belanda.
Peranan Mahasiswa Dalam Perjalanan
Bangsa Indonesia
Apa yang terlintas dibenak kita ketika kita mendengar
kata”mahasiswa”, mungkin tidak hanya satu jawaban yag akan terucap dari banyak
orang dengan beranekaragam latar belakang pendidikan. Mahasiswa merupakan
sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal
pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang
mahasiswa apabila ia tercatat sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah
perguruan tinggi yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta
kegiatan lainnya. Status ini menjadi mutlak apabila kita berbicara dalam
konteks pendidikan formal.Ternyata dbalik statusnya itu, masih banyak sekali
peranan seorang yang menyandang status mahasiswa untuk menunjukkan peranannya
pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada tingkat kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam
pergantian rezim yang diktator menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai
contoh gerakan mahasiswa bersama komponen bangsa lainnya yang ketika itu
masyarakat, parpol dan ABRI dalam menyuarakan TriTura(Tiga Tuntutan Rakyat)
yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang dinilai cenderung
terlau berpihak pada haluan kiri. Kemudian bagaimana peristiwa Malarib(Petaka
Lima Belas Januari) yang dimotori oleh Hariman Siregar yang notabene sebagai
mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan masih membekas diingatan kita
ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan rezim orde baru yang otoriter
yang telah berkuasa selama 32 tahun. Itu merupakan bukti-bukti nyata dimana
mahasiswa menunjukkan peranannya dikancah perpolitikan nasional yang tentunya
untuk menciptakan keselarasan menuju masyarakat yang makmur sentosa, meskipun
sampai sekarang buah tangan dari perjuangan mahsiswa tersebut masih jauh
panggang dari api. Sehinnga dapat disimpulkan bahwa kekuatan mahasiswa dalam
kancah perpolitikan nasional menjadi patut diperhitungkan sebagai gerakan yang
murni membela kepentingan rakyat semata.
Sekarang mari kita tengok aktivitas mahasiswa zaman
sekarang, Amien Rais pernah mengutarakan intensitas dan kualitas dari gerakan
kemahasiswaan cenderung mengalami penurunan seiring datangya era globalisasi ke
negeri kita tercinta ini, kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak menghabiskan
waktunya dengan kegiatan yang kurang jelas manfaatnya, forum-forum diskusi
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kenegaraan tidak pernah dijejali oleh
mahasiswa sebaliknya tempat-tempat hiburan malah disesaki para mahasiswa. Saya
tidakmelarang tentunya sebatas itu tidak melanggar syariat, karena
sebagai manusia tentunya kita juga butuh yang namanya hiburan. Tetapi hal itu
juga harus disaring dengan kekuatan iman kita.
Kembali kepada kualitas gerakan kemahsiswaan masa sekarang
yang cenderung menurun, maka sadar atupun tidak itu merupakan efek dari
masuknya era globalisasi ke indonesia tanpa diharmonisasi dengan manajemen
waktu dan diri yang baik. Untuk membangun citra mahasiswa sebagai agen
pembaharu ataupun kaum intelektual yang mana dipundaknya ada masa depan bangsa
ini yang akan dilabuhkan dimana, maka kita harus memupuk rasa persaudaraan dan
senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Selain itu tentunya kita
perlu membangun konsep intelektual dalam gerakan yang sinergi dan terarah
menuju masyarakat yang adil dan makmur. Sehingga kedepan mahasiswa tidak hanya
dikenal lewat aktivitasnya ketika menjalani perkuliahan saja,tetapi sebagai
elemen bangsa yang peka terhadap kondisi permasalahan disekitarnya .
Seorang cendekiawan Indonesia (Alm.) Soedjatmoko[7]
membahas secara baik akan sumbangan yang dapat diberikan: Perombakan pada
pencerapan bangsanya terhadap permasalahan yang dihadapi, merombak kemampuan
bangsa untuk itu, untuk memberikan jawab terhadap masalah-masalah baru, dalam
merombak syarat-syarat yang akan digunakan untuk menetapkan besar dan macamnya
bea yang harus dibayar di dalam perjuangan politik, dalam merumuskan persoalan
di sekitar kekuatan-kekuatan politik dan menentukan anak tangga kekuatan
politiknya sendiri, merombak kriteria pemimpin serta merombak syarat-syarat
evaluasi perbuatan pemimpin.
Lalu,
apa yang harus dilakukan mahasiswa dalam mempersiapakan masa depan bangsa ini .
Menurut penulis mahasiswa Indonesia harus mampu menatap masa depan bangsa
untuk bersaing dengan negara tetangga dan dunia, tidak perlu terjun langsung ke
dalam kancah politik praktis. Mahasiswa dan pelajar ada baiknya kembali ke
khitahnya untuk fokus belajar.Perlu kita ingat bahwa saat ini kita mengalami
ketertinggalan dalam dunia pendidikan dibanding negara tetangga sebut saja
Malaysia dan Singapura.
Pada akhirnya, jika kita mahasiswa Indonesia dapat memenuhi
mandat kediriannya, maka dengan hati yang lebih yakin kita pun dapat menjawab
tanggapan dari seorang mahasiswa Indonesia pada sebuah kelas mata kuliah
Kewarganegaraa di atas. Dan semuanya semoga dapat berpikir sama dengan harapan
saya dengan mengatakan: Saya ingin dapat mencintai negeri saya dan tetap
mencintai keadilan untuk suatu perubahan. saya meyakini bahwa kunci tercapainya
cita-cita itu ada di tangan para generasi muda. Oleh karena itu, tetaplah
semangat dalam meraih apayang telah menjadi tujuan hidup kita. semoga kita
semakin cinta terhadap tanah air indonesia. INDONESIA MERDEKA.!!!
No comments:
Post a Comment