March 31, 2014

MENGEMBANGKAN BUDAYA KESELAMATAN DAN KEAMANAN KIMIA

MENGEMBANGKAN BUDAYA KESELAMATAN DAN KEAMANAN KIMIA

Terbentuknya budaya keselamatan dan keamanan bergantung pada pemahaman bahwa kesejahteraan dan keamanan tiap orang, dan juga tergantung pada kerja sama tim dan tanggung jawab masing-masing anggota. Budaya keselamatan dan keamanan harus dimiliki setiap orang, tidak hanya harapan dari luar yang didorong oleh peraturan lembaga.

Laboratorium akademik dan pengajaran memiliki tanggung jawab unik untuk menanamkan sikap kesadaran keselamatan dan keamanan dan praktik laboratorium yang bijak sepanjang hayat. Praktik yang aman harus dijadikan prioritas utama pengajaran di laboratorium akademik. Memupuk kebiasaan dasar berperilaku bijak adalah komponen yang sangat penting dari pendidikan kimia di setiap level dan tetap penting sepanjang karier kimiawan.

Meskipun mereka dipandu oleh pimpinan lembaga, siswa dan pegawai laboratorium lainnya bertanggung jawab secara langsung untuk bekerja dengan aman dan menjaga bahan kimia yang mereka gunakan. Semua orang yang bekerja di laboratorium, siswa atau pegawai, harus mematuhi semua protokol keselamatan dan keamanan untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain.

Berikut beberapa hal yang harus di perhatikan dalam kegiatan di laboratorium kimia :
a)      Kondisi tubuh dan pakaian dalam keadaan rapi (misal, rambut diikat dan menggunakan jas lab)
b)      Pastikan anda sudah mempelajari materi praktikum sebelum melakukan percobaan.
c)      Jika percobaan melibatkan arus listrik,berhati-hati dalam memilih sumber listrik (AC/DC). Ikuti petunjuk dalam prosedur percobaan!
d)     Gunakan zat dalam jumlah secukupnya (tidak berlebihan) dalam setiap percobaan
e)      Jangan memegang sesuatu secara langsung ketika memanaskannya. Gunakan penjepit yang tidak menghantarkan panas
f)       Jangan mencicipi zat kimia dalam bentuk apapun,sebelum anda yakin akan keamanannya.
g)      Segera bersihkan zat-zat yamg tumpah aselama percobaan (laporkan dulu pada petugas)
h)      Segera bersihkan  anggota tubuh yang terkena bahan kimia, dan biasakan mencuci tangan setelah melakukan percobaan.
i)        Jangan menggirup zat-zat secara langsung. Uji bau zat-zat kimia harus di lakukan secara hati-hati dengan mengibas-ngibas tangan dari zat kea rah gidung dalam jarak sekitar 20 cm.
j)        Jangn menyentuh bahan kimia secara langsung. Gunakan sendok khusus untuk mengambilnya.


PEMELIHARAAN DAN PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM

Pemeliharaan di sini bukan berarti alat disimpan dengan baik sehingga alatnya selalu utuh, akan tetapi alat tetap dipergunakan dan agar tahan lama, tentunya perlu dilakukan perawatan sehingga alat-alat tersebut tahan lama atau awet. Jadi yang dimaksud dengan pemeliharaan atau perawatan alat-alat atau menjaga keselamatan alat adalah:
1)      menyimpan pada tempat yang aman
2)      perawatan termasuk menjaga kebersihan
3)      penyusunan, penyimpanan alat-alat yang berbentuk set
4)      menghindari pengaruh luar/lingkungan terhadap alat.

Dalam pemeliharaan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat, antara lain:
1.      Zat atau bahan dasar pembuatan.
Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan penggunaannya dapat dikontrol. Misalnya alat gelas yang akan dipakai untuk pemanasan harus dipilih dari bahan yang tahan panas. Bila suatu alat terbuat dari besi, atau sebagian pelengkap alat terbuat dari besi, maka tidak boleh disimpan berdekatan dengan zat-zat kimia, terutama yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam akan cepat berkarat.
2.      Berat alat.
Di laboratorium terdapat alat yang ringan, ada yang berat. Untuk alat-alat berat jangan disimpan di tempat yang tinggi, sehingga sewaktu mau menyimpan atau mengambil tidak sulit diangkat atau dipindahkan.
3.      Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai alat yang peka terhadap lingkungan, misalnya terhadap kelembaban, di daerah  yang dingin atau di daerah yang lembab penyimpanan alat harus hati-hati, karena pada daerah lembab bila alat disimpan dalam lemari kemungkinan besar akan ditumbuhi jamur. Lensa harus dijaga jangan sampai berjamur. Lensa obyektif dan okuler cepat berjamur di daerah lembab. Salah satu cara mencegah pengaruh kelembaban di lemari penyimpanan dipasang lampu listrik, sehingga udara dalam lemari menjadi lebih kering. Mikroskop harus disimpan dalam kotaknya dan diberi zat absorpsi (silika).
4.      Pengaruh bahan kimia.
Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat kimia terutama yang korosif dapat mempengaruhi atau merusak alat. Oleh karena itu zat-zat kimia harus disimpan berjauhan dari alat-alat, terutama alat-alat yang terbuat dari logam.
5.      Pengaruh alat yang satu dengan yang lain.
Dalam penyimpanan alat perlu diperhatikan bahwaalat yang terbuat dari logam harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas. Beberapa alat yang diset dan terdiri dari alatlogam dan kaca, misalnya Respirator Ganong, Kalorimeter. Selain alat itu sendiri, dibutuhkan standarnya. Setiap alat yang terkombinasi dari logam-kaca, sedapat mungkin dalam penyimpanannya dipisahkan, pada waktu hendak dipakai barulah dipasang atau diset. Magnet jangan disimpan dekat alat-alat yang sensitif pada magnet. Stopwatchdapat kehilangan kestabilan bila disimpan berdekatan dengan magnet.
6.      Nilai/harga dari alat
Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium, atau setidaknya petugas laboratorium harus dapat menilai mana barang yang mahal, dan mana barang yang murah. Ditinjau dari segi harganya alat-alat berharga harus disimpan pada tempat yang aman atau lemari yang pakai kunci. Barang yang nilainya tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat terbuka lainnya. Akan tetapi bila ada tempat/lemari tertutup sebaiknya semua alat disimpan dalam lemari tersebut.
7.      Bentuk dalam set
Jenis alat dalam bentuk set misalnya setelectromagnet, semimicroapparatus
Untuk menjaga keawetan alat, bila telah selesai digunakan hendaknya disusun kembali pada
tempat semula dengan susunan aturan yang telah ditentukan. Penyusunan magnet dalam
seelectromagnetharus diperhatikan, tidak boleh disimpan sembarangan tanpa aturan
karena dapat kehilangan sifat kemagnetannya.

Alat-alat banyak menggunakan baterai kering atau basah. Alat-alat yang
menggunakan baterai basah, ataupun alat yang menggunakan arus listrik, bila sudah selesai
dipergunakan hendaknya segera diputuskan arusnya atau disimpan dalam keadaan
sleep

Alat-alat yang menggunakan baterai kering bila selesai digunakan baterai harus
dikeluarkan, dan waktu menyimpan baterai harus dikeluarkan dari alat dan alat harus
disimpan dalam keadaansleep

Misalnya: pH-meter, comparator lingkungan, osiloscope.
Di laboratorium bentuk alat juga beraneka ragam. Banyak alat yang bentuknya
bundar, alat ini harus disimpan sebaik mungkin, jangan sampai terguling. Ada alat yang
harus disimpan dalam keadaan berdiri, misalnya hygrometer. Cara menyimpan alat ini
sebaiknya dalam keadaan tergantung. Beberapa jenis thermometer mempunyai tempat
khusus (tabung). Setelah selesai dipergunakan dibiasakan menyimpan atau segera
dimasukkan dalam tabungnya.

Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan. Sebelum alat digunakan hendaknya
diperiksa dulu kelengkapannya dan harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah selesai
dipergunakan semua alat harus dibersihkan kembali dan jangan disimpan dalam keadaan
kotor. Demikian juga kelengkapan alat tersebut harus dicek terlebih dahulusebelum
disimpan. Lemari untuk menyimpan alat seringkali terkena rayap, untuk mencegah rayap
yang dapat merusak berbagai jenis alat, maka secara periodik perlu disemprot dengan
antihama atau sejenisnya atau dengan memasukkan kapur barus pada lemari penyimpanan.

Setiap alat yang agak rumit selalu mempunyai buku petunjuk atau keterangan
penggunaan. Maka sebelum alat digunakan hendaknya kita membaca terlebih dahulu
petunjuk penggunaan alat dan petunjuk pemeliharaan atau perawatannya. Kita ketahui
bahwa nama alat sama dan fungsi sama kemungkinan bisa berbeda cara penggunaannya,
karena pabrik yang mengeluarkan berbeda dan tahun pembuatannya juga berbeda. Untuk itu dianjurkan agar setiap ada alat baru harus terlebih dahulu diperiksa atau dibaca buku
petunjuk sebelum digunakan.

PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

Mengingat bahwa sering terjadi kebakaran, ledakan, atau bocornya bahan-bahan
kimia beracun dalam gudang, maka dalam penyimpanan bahan-bahan kimia selain
memperhatikan ketujuh sumber-sumber kerusakan di atas juga perlu diperhatikan faktor
lain, yaitu:

Interaksi bahan kimia dengan wadahnya., bahan kimia dapat berinteraksi dengan
wadahnya dan dapat mengakibatkan kebocoran

Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, atau
timbulnya gas beracun
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas , beberapa syarat penyimpanan bahan
secara singkat adalah sebagai berikut:
1. Bahan beracun
Banyak bahan-bahan kimia yang beracun. Yang paling keras dan sering dijumpai di
laboratorium sekolah antara lain: sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida, arsen, gas
karbon monoksida (CO) dari aliran gas. Syarat penyimpanan:
Ø  ruangan dingin dan berventilasi
Ø  jauh dari bahaya kebakaran
Ø  dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
Ø  kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang
dipergunakan
Ø  disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
2. Bahan korosif
Contoh bahan korosif, misalnya asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat
merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun. Syarat penyimpanan:
Ø  ruangan dingin dan berventilasi
Ø  wadah tertutup dan beretiket
Ø  dipisahkan dari zat-zat beracun.
3. Bahan mudah terbakar
Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri, terbakar jika kena udara, kena
benda panas, kena api, atau jika bercampur dengan bahan kimia lain. Fosfor (P) putih,
fosfin (PH3C), misalnya kerosin
(minyak lampu), terpentin, naftalena, minyak baker.
Syarat penyimpanan:
Ø  temperatur dingin dan berventilasi
Ø  jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok
Ø  tersedia alat pemadam kebakaran
4. Bahan mudah meledak
Contoh bahan kimia mudah meledak antara lain: ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT.
Syarat penyimpanan:

Ø  ruangan dingin dan berventilasi dan jauhkan dari panas dan api
Ø  hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
Banyak reaksi eksoterm antara gas-gas dan serbuk zat-zat padat yang dapat meledak
dengan dahsyat. Kecepatan reaksi zat-zat seperti ini sangat tergantung pada komposisi
pada waktu melakukan percobaan misalnya:

Ø  natrium (Na) atau kalium (K) dengan air
Ø  ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air
Ø  kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa)
Ø  nitrat dengan eterperoksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)klorat dengan asam sulfat

5. Bahan Oksidator
Contoh: perklorat, permanganat, peroksida organik
 Syarat penyimpana:
Ø  temperatur ruangan dingin dan berventilasi
Ø  jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
Ø  jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

6. Bahan reaktif terhadap air
Contoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida.
Syarat penyimpanan:
Ø  temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
Ø  jauh dari sumber nyala api atau panas
Ø  bangunan kedap air
Ø  disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2 dry powder)

7. Bahan reaktif terhadap asam
Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah terbakar atau
beracun, contoh: natrium, hidrida, sianida.
Syarat penyimpanan:
Ø  ruangan dingin dan berventilasi
Ø  jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
Ø  ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk
kantong-kantong hydrogen dan disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja

8. Gas bertekanan
Contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2dalam tabung silinder.
Syarat penyimpanan:
Ø  disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
Ø  ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
Ø  jauh dari api dan panas
Ø  jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah lamanya
waktu pentimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, paraffin cair, dan olefin akan membentuk
peroksida jika kontak dengan udara dan cahaya. Semakin lama disimpan akan semakin
besar jumlah peroksida. Isopropil eter, etil eter, dioksan, dan tetrahidrofuran adalah zat
yang sering menimbulkan bahaya akibat terbentuknya peroksida dalam penyimpanan. Zat
sejenis eter tidak boleh disimpan melebihi satu tahun, kecuali ditambah inhibitor. Eter yang

telah dibuka harus dihabiskan selama enam bulan

1 comment:

  1. Terimakasih atas informasinya.
    jangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
    Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
    https://bit.ly/38P1KV

    ReplyDelete

Cara Membuat Effect Hollogram dengan Photoshop

Om Swastiastu Kawand-kawand Youtuber... Oke kawand-kawand pada hari ini saya akan memberikan tutorial efek photoshop kali ini, mimin ...